Seberapa Kuat Houthi sampai Bikin Israel dan Barat Keteteran?

CNN Indonesia · 21 Des 2023 11.4K Dilihat



Milisi yang menguasai Yaman, Houthi, menjadi sorotan usai terus menyerang kapal-kapal yang melintas di Laut Merah sejak beberapa pekan terakhir, sebagai bentuk solidaritas atas situasi di Gaza.

Sebelum agresi Israel ke Palestina, Houthi memang kerap menyerang wilayah itu. Gempuran baru-baru ini, membuat pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan sekutu dekatnya Amerika Serikat "keteteran".

AS sampai-sampai mengumumkan akan membentuk koalisi 10 negara di Laut Merah termasuk dengan Bahrain, untuk mencegah serangan Houthi.

Lantas seberapa kuat Houthi sampai bikin Israel keteteran?

Houthi memiliki sejumlah senjata canggih untuk menyerang musuh-musuh mereka. Menurut situs Combating Terrorism Center, kelompok ini meluncurkan serangkaian sistem senjata canggih setahun usai menguasai Yaman atau sejak 2015, dengan bantuan dari Iran.

Di tahun itu pula, Houthi menyerang kapal-kapal dengan senjata ranjau dan rudal anti kapal.

Salah satunya yakni rudal balistik jarak menengah Burkan 2-H, yang memiliki jarak tempuh 600 mil atau 965 kilometer. Houthi menggunakan peluru kendali itu untuk menyerang Riyadh dan Yanbu.

Houthi juga memiliki pesawat tak berawak UAV Qasef-1. Sejak 2017, mereka meluncurkan rata-rata enam UAV ke rudal Patriot Koalisi Teluk.

Negara-negara Arab membentuk koalisi dengan meluncurkan kampanye militer pada 2015 untuk mengalahkan Houthi dan memulihkan pemerintahan Yaman.

Selain itu, Houthi mengembangkan sekitar 30 stasiun pengawas pantai "spy dhow", drone, dan radar maritim ke kapal yang berlabuh untuk menciptakan solusi penargetan serangan.

 

Mereka juga melakukan pelatihan penyelam tempur di pulau Zuqur dan Bawardi di Laut Merah.

Perkembangan teknologi paling signifikan yang dilakukan Houthi adalah konversi speed boat coast guard menjadi kapal drone peledak Shark-33. Mereka pernah menggunakan perangkat ini untuk menyerang fregat Saudi pada 30 Januari 2017.

Houthi menggunakan Shark 33 dalam formasi segitiga, dengan kapal penyerang di depan, kapal komando di dekatnya, dan kapal media (untuk mendapat rekaman pertempuran) lebih jauh. Pada suatu kesempatan, senjata itu disamarkan dengan memuat ikan.

Sejumlah analis bahkan menilai kebangkitan kekuatan militer Houthi karena kombinasi dari keberhasilan mereka menguasai Yaman pada 2014 dan sokongan dari Iran.

Selain itu, pengalaman perang sebelum berhasil menguasai Yaman juga turut memperkuat dan memperkaya militer

"Houthi telah terbukti luar biasa secara politik dan sangat mahir dalam memanfaatkan peluang," kata pengamat militer Michael Knight di kolom situs Combating Terrorism Center.

Salah satu perwira koalisi Teluk bahkan menggambarkan Houthi sebagai kelompok yang terorganisir, rela mati, dan tangguh.

Awal pekan ini,  Amerika Serikat membentuk koalisi 10 negara, demi menghadapi serangan rudal dan drone milisi Houthi Yaman di Laut Merah.

Koalisi 10 negara yang tergabung dalam "Inisiatif Keamanan Multinasional" ini mencakup AS, Inggris, Bahrain, Kanada, Prancis, Italia, Belanda, Norwegia, Seychelles, dan Spanyol.

"Negara-negara yang berupaya menjunjung prinsip dasar kebebasan navigasi harus bersatu, untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh aktor non-negara ini," kata Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, dikutip AFP.

Koalisi ini dibentuk usai milisi Houthi yang didukung Iran, meningkatkan serangan terhadap kapal tanker, kapal kargo, dan kapal lainnya di Laut Merah.

Austin menyebut koalisi keamanan ini dibentuk dengan tujuan memastikan kebebasan navigasi bagi semua negara, dan memperkuat keamanan dan kemakmuran di kawasan.

Menanggapi pembentukan koalisi ini, Houthi justru mengancam akan terus melakukan serangan terhadap kapal-kapal terkait Israel yang melewati Laut Merah, sebagai bentuk dukungan terhadap situasi di Gaza.

"Koalisi bentukan AS bertujuan untuk melindungi Israel dan memiliterisasi laut tanpa pembenaran apa pun, dan hal ini tidak akan menghentikan Yaman melanjutkan operasi sahnya dalam mendukung Gaza," tulis kepala perunding dan juru bicara Houthi, Abdel-Salam di media sosial X, dikutip Times of Israel.

Houthi menegaskan akan menargetkan kapal mana pun yang berlayar menuju Israel atau terkait dengan Zionis, meskipun sejumlah kapal yang tidak memiliki hubungan jelas dengan Israel turut menjadi sasaran.

Menyarankan