Biden Blokir China, Raksasa AS Rugi Besar Kecuali Satu

CNBC Indonesia · 14 Mar 7.7K Dilihat

FILE PHOTO: The Intel logo is shown at E3, the world's largest video game industry convention in Los Angeles, California, U.S. June 12, 2018. REUTERS/Mike Blake/File Photo  GLOBAL BUSINESS WEEK AHEAD

Jakarta, CNBC Indonesia -
Pemerintahan Biden memblokir seluruh akses China untuk mendapat teknologi dari perusahaan chip asal AS. Namun, di tengah aksi yang bikin boncos perusahaan AS karena kehilangan klien pentingnya, masih ada satu dari mereka yang masih diuntungkan yakni Intel.

Intel dilaporkan berhasil bertahan dari upaya pemblokiran penjualan chip senilai ratusan juta dolar ke Huawei.

Presiden AS Joe Biden telah lama berada di bawah tekanan untuk mencabut lisensi yang dikeluarkan oleh pemerintahan Trump. Lisensi itu mengizinkan Intel mengirimkan prosesor canggih ke Huawei untuk dipakai pada perangkat laptop.

Dorongan datang dari saingan Intel, Advanced Micro Devices (AMD). AMD berpendapat lisensi untuk Intel tidak adil karena mereka tidak mendapatkan hak serupa.

Kemampuan Intel mempertahankan lisensi untuk menjual chip, sementara pesaingnya tidak dapat memperoleh izin serupa, menunjukkan level permainan yang tidak sama. Apalagi, lisensi Intel bisa bertransaksi dengan Huawei yang merupakan perusahaan China dengan sanksi terberat dari AS. 

Hal ini juga memungkinkan Huawei mempertahankan pangsa pasar laptop global yang kecil namun terus berkembang, sementara AMD kehilangan penjualan senilai ratusan juta dolar kepada perusahaan yang terkena sanksi China lainnya, demikian dikutip dari Reuters, Rabu (13/3/2024).

Senator Partai Republik Marco Rubio meminta pemerintahan Biden untuk segera mencabut izin Intel yang masih bisa menjual ke Huawei.

"Tidak ada perusahaan Amerika, terutama yang menerima dana pajak, yang harus mendorong inovasinya," katanya, merujuk pada dana hibah yang diterima Intel dari Departemen Perdagangan untuk memperluas produksi chip-nya di AS.

Intel, Huawei, Departemen Perdagangan dan Gedung Putih menolak berkomentar. AMD juga tidak menanggapi permintaan komentar.

Huawei, simbol perang teknologi selama bertahun-tahun antara Washington dan Beijing, dimasukkan ke dalam daftar pembatasan perdagangan oleh pemerintahan Trump pada tahun 2019 karena dugaan pelanggaran sanksi. Huawei sebelumnya membantah melakukan masalah yang dituduhkan.

Penambahan ke dalam daftar tersebut menghalangi pemasok AS untuk menjual apapun kepada perusahaan sasaran.

Namun pada akhir tahun 2020, tepat sebelum mantan Presiden Donald Trump lengser dari kursi presiden, Departemen Perdagangan memberikan izin khusus kepada beberapa pemasok Huawei di AS, termasuk Intel, untuk menjual barang-barang tertentu kepada raksasa peralatan telekomunikasi tersebut.

 

Instrumen Perdagangan yang Terpengaruh

* Penafian Risiko: Konten di atas hanya mewakili pandangan penulis. Ini tidak mewakili pandangan atau posisi DCFX dan tidak berarti bahwa DCFX setuju dengan pernyataan atau deskripsinya, juga bukan merupakan saran investasi. Untuk semua tindakan yang diambil oleh pengunjung berdasarkan informasi yang diberikan oleh DCFX, DCFX tidak menanggung segala bentuk kewajiban kecuali jika secara tegas dijanjikan secara tertulis.

Menyarankan

Pemuatan gagal