Yen Capai Level Terendah Dalam 34 Tahun Terakhir

CNBC Indonesia · 27 Mar 8.3K Dilihat

Petugas menghitung uang di tempat penukaran uang Yen, Melawai, Blok M, Jakarta, Selasa, (3/10). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia -
Yen mencapai level terendah dalam 34 tahun terakhir terhadap dolar pada hari Rabu. Pelemahan Yen terjadi seminggu setelah Bank of Japan mengumumkan kenaikan suku bunga yang telah lama dinanti-nantikan sebagai pelonggaran dari kebijakan moneter selama bertahun-tahun.

Yen melemah menjadi 151,97 per dollar, atau merupakan level terlemah sejak tahun 1990. Hal itu meningkatkan spekulasi bahwa pihak berwenang akan melakukan intervensi di pasar untuk menopang mata uang tersebut. Namun nilainya segera pulih ke level sekitar 151,72.

Yen telah melemah tajam selama dua tahun terakhir dari level sekitar 115 terhadap dollar sebelum invasi Rusia ke Ukraina.

Penurunan Yen terjadi setelah seorang pejabat tinggi bank sentral menyarankan untuk terus melanjutkan kebijakan akomodatif pada saat ini.

Penurunan pada hari ini terjadi setelah Naoki Tamura, anggota dewan BoJ, dilaporkan mengatakan kepada para pemimpin bisnis di Jepang utara bahwa kemajuan yang perlahan namun pasti diperlukan untuk mengurangi kebijakan ultra-mudah yang telah berlangsung lama dari bank sentral.

Angka-angka resmi minggu lalu menunjukkan bahwa inflasi Jepang melaju ke 2,8% di bulan Februari, tetap berada di atas target dua persen bank yang dimaksudkan untuk melawan stagnasi.

Sebelumnya, Bank of Japan tetap berpegang pada kebijakan ultra-longgarnya, sehingga menurunkan nilai tukar yen meskipun bank-bank sentral di seluruh dunia secara agresif menaikkan suku bunga untuk mengatasi lonjakan inflasi yang disebabkan oleh perang di Ukraina dan faktor-faktor lainnya.

Namun minggu lalu, Bank of Japan akhirnya mengambil langkah menjauh dari program stimulus moneternya dengan menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak tahun 2007.

Namun, yen terus merosot sejak saat itu, dan pada hari Senin, seorang diplomat mata uang kementerian keuangan Jepang mengisyaratkan potensi intervensi di pasar mata uang.

"Kami tidak dapat mentolerir pergerakan yang berlebihan berdasarkan spekulasi, yang memiliki efek negatif yang sangat besar pada perekonomian nasional," kata Masato Kanda mengutip AFP, Rabu (27/3).

"Kami akan mengambil tindakan yang tepat terhadap pergerakan yang berlebihan tanpa mengesampingkan cara apapun," sebutnya.

BoJ telah mengambil kebijakan-kebijakan yang bertujuan untuk mendorong inflasi agar membawa negara dengan perekonomian terbesar keempat di dunia ini keluar dari deflasi yang berbahaya, dengan angka yang mencapai atau melebihi target dua persen selama hampir dua tahun.

 

Menyarankan