Greenback Bearish Jelang Rilis NFP

Inbizia · 04 Apr 8.9K Dilihat

Dolar Bearish Jelang Rilis NFP

Greenback menguat secara mengesankan pasca rilis data PMI Manufaktur kemarin. Namun, Indeks Dolar AS (DXY) jatuh ke 104.26 selama perdagangan sesi Asia hari ini (4/April) karena aktivitas bisnis jasa AS melemah di luar estimasi.

US Institute of Supply Management (ISM) melaporkan skor PMI Nonmanufaktur AS turun dari 52.6 ke 51.4 pada Maret. Padahal, konsensus mengharapkan ekspansi tipis ke 52.8. Rincian data lainnya juga kompak memerah.

Subindeks ketenagakerjaan tercatat 48.5 saja, lebih rendah dari ekspektasi pasar di 49.0. Subindeks pesanan baru malah ambles dari 56.1 ke 54.4 dan subindeks harga terjun bebas dari 58.6 menjadi 53.4.

Data ADP Nonfarm Employment Change memang meningkat hingga 184k dalam bulan yang sama, tetapi tak mampu membendung dampak pelemahan PMI Jasa AS.

Kyle Chapman dari Ballinger Group mengatakan bahwa penurunan tajam subindeks harga nonmanufaktur dari puncaknya pada Januari merupakan sinyal bahwa inflasi AS mulai melandai—sesuatu yang sudah ia prediksikan sebelumnya.

Menurut Chapman, hal tersebut dapat mendukung prospek penurunan suku bunga Federal Reserve. Ia menyebutkan The Fed dapat melakukan rate cut pada musim panas tahun ini, yakni sekitar bulan Juni sampai September.

Di saat yang sama, penurunan data PMI membuat para pelaku pasar pesimis terhadap rilis Nonfarm Payrolls (NFP) besok. Sebagian besar trader khawatir NFP AS akan lebih rendah daripada perkiraan saat ini di angka 205K.

Meskipun demikian, para analis dan pakar ekonomi berpendapat bahwa korelasi antara data PMI ISM dan NFP sudah tidak relevan sejak pandemi COVID-19.

James Knightley dari Bank ING mengatakan:

"Secara teoretis, penurunan subindeks ketenagakerjaan manufaktur dan jasa hingga ke bawah 50 mengindikasikan pelemahan tingkat tenaga kerja sehingga jumlah gaji mungkin ikut turun. Akan tetapi, laporan tersebut (NFP) memiliki landasannya sendiri dan tidak ada hubungannya dengan data apapun saat ini."

Menyarankan