Harga Minyak Melejit Imbas Ketegangan di Timur Tengah Meningkat

Liputan 6 · 05 Apr 9.6K Dilihat



Liputan6.com, Jakarta -
Harga minyak menguat pada perdagangan Kamis, 4 April 2024 sehingga menutup kerugian pada awal sesi. Penguatan harga minyak tersebut didorong ketegangan di Timur Tengah yang terus meningkat.

Dikutip dari CNBC, Jumat (5/4/2024), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei naik USD 1,16 atau 1,36 persen ke posisi USD 86,59 per barel. Harga minyak Brent untuk pengiriman Juni bertambah USD 1,30 atau 1,45 persen menjadi USD 90,65 per barel. Harga minyak tersebut tertinggi untuk kedua kalinya sejak 20 Oktober.

Sementara itu, the Jerusalem Post melaporkan Kedutaan Besar Israel telah memberikan peringatan setelah Iran akan membalas serangan rudal terhadap konsulatnya di Damaskus pada awal pekan ini. Pasukan Pertahanan Israel pun membatalkan cuti pulang bagi pasukan tempur di tengah meningkatnya konfrontasi dengan Teheran, menurut Times of Israel.

Di sisi lain pada Kamis, 4 April 2024, Presiden Amerika Serikat Joe Biden memperingatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kalau serangan terhadap pekerja sosial dan situasi kemanusiaan di Gaza tidak dapat diterima.

Biden menuturkan kepada Netanyahu kalau kebijakan AS mengenai perang di Gaza akan ditentukan oleh langkah-langkah yang diambil Israel untuk mengatasi isu kemanusiaan.

Peringatan Presiden Joe Biden itu muncul setelah serangan Israel pekan ini yang menewaskan tujuh pekerja sosial World Central Kitchen, termasuk seorang warga negara ganda AS-Kanada.

Adapun harga minyak telah meningkat tahun ini membukukan kenaikan selama tiga bulan berturut-turut dengan minyak mentah AS bertambah hampir 21 persen, sedangkan harga minyak Brent naik 18 persen.

Reli ini didorong oleh ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Eropa Timur serta pengetatan pasar minyak mentah global.

Meningkatnya ketegangan antara anggota OPEC Iran dan Israel telah menimbulkan kekhawatiran baru akan konflik di Timur Tengah yang dapat mengurangi pasokan minyaj.

Namun, Founding Partner Again Capital, John Kilduff menuturkan, serangan pesawat tak berawak Ukraina terhadap infrastruktur minyak Rusia adalah faktor yang benar-benar pengaruhi harga.

“Batasnya jauh lebih tinggi dari yang disadari orang karena ada kebakaran besar di kawasan yang akan berdampak pada aliran minyak,” ujar Kilduff.

Kilduff menilai, pasar telah perhitungkan serangan Ukraina terhadap infrastruktur Rusia. “Infrastruktur penyulingan di Rusia dan infrastruktur lainnya rusak, dan hal ini berdampak pada kapasitas produksi mereka,” kata dia.

Kilduff menambahkan, untuk pertama kali, sejak perang dimulai mungkin akhirnya kehilangan sejumlah besar pasokan Rusia dari pasar. “Mereka tidak berhenti meski pemerintahan Biden meminta mereka untuk menghentikannya,” ujar dia.

Di sisi lain, berdasarkan data dari American Automobile Association, harga bensin di SPBU rata-rata USD 3,57 secara nasional pada Kamis, 4 April 2024, tertinggi sejak 18 Oktober. Adapun harga bahan bakar biasanya naik menjelang musim panas, tetapi meningkatnya ketegangan geopolitik dan ketatnya pasar minyak mentah ikut berperan.

Pasar minyak global juga akan alami defisit sebesar 450.000 barel per hari pada kuartal kedua dengan meningkatnya permintaan sementara persediaan global turun. Hal ini seiring anggota OPEC+ secara sukarela menurunkan produksi, menurut Bank of America.

Adapun Komite OPEC+ pada Rabu pekan ini merekomendasikan tidak ada perubahan pada kebijakan produksi kelompok tersebut saat ini. Beberapa anggota secara sukarela memangkas 2,2 juta barel per hari.

Sebelumnya diberitakan, harga minyak mentah berjangka pada hari Rabu mempertahankan kenaikan baru-baru ini karena meningkatnya ketegangan geopolitik dan kebijakan OPEC + yang mengangkat harga.

Dikutip dari CNBC, Kamis (4/4/2024), harga minyak mentah Texas Barat kontrak untuk pengiriman Mei naik 28 sen, atau 0,33%, menjadi USD 85,43 per barel.

Brent kontrak untuk pengiriman bulan Juni bertambah 43 sen, atau 0,48%, menjadi USD 89,35 per barel. Harga minyak mentah berjangka berada pada level tertinggi sejak akhir Oktober.

Beberapa anggota OPEC dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, yang disebut OPEC+, secara sukarela memangkas produksi sebesar 2,2 juta barel per hari setidaknya hingga kuartal kedua.

Komite Pemantau Gabungan Tingkat Menteri kelompok tersebut mengakhiri pertemuan pada hari Rabu tanpa merekomendasikan perubahan pada kebijakan produksi OPEC+ saat ini, menurut dua delegasi. Komite hanya dapat membuat rekomendasi untuk dipertimbangkan OPEC+ pada pertemuan formal.

Kenaikan harga minyak pada hari Rabu tertahan oleh peningkatan stok minyak mentah AS. Persediaan komersial, tidak termasuk cadangan minyak bumi strategis, meningkat sebesar 3,2 juta barel pada minggu lalu, menurut Administrasi Informasi Energi.

Minyak mentah AS dan patokan global telah menguat sekitar 20% dan 16% tahun ini seiring membaiknya ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang akan mendorong pasar minyak mengalami defisit 450.000 barel per hari pada kuartal kedua dan ketiga, menurut Bank of America.

Instrumen Perdagangan yang Terpengaruh

* Penafian Risiko: Konten di atas hanya mewakili pandangan penulis. Ini tidak mewakili pandangan atau posisi DCFX dan tidak berarti bahwa DCFX setuju dengan pernyataan atau deskripsinya, juga bukan merupakan saran investasi. Untuk semua tindakan yang diambil oleh pengunjung berdasarkan informasi yang diberikan oleh DCFX, DCFX tidak menanggung segala bentuk kewajiban kecuali jika secara tegas dijanjikan secara tertulis.

Menyarankan

Pemuatan gagal