Pecat Karyawan Gegara Demo Israel, CEO Google Akhirnya Buka Suara

CNBC Indonesia · 23 Apr 6.1K Dilihat



Jakarta, CNBC Indonesia -
Pekan lalu Google memecat 28 karyawan yang terlibat dalam aksi demo selama 8 jam di dua kantor sang raksasa Cupertino. Masing-masing terletak di Sunnyvale, California, dan New York.

Di Sunnyvale, para karyawan melakukan aksi protes di kantor CEO Cloud Business Google. Protes tersebut menyusul hubungan pemerintah Israel dengan Google Cloud.

Google meneken kerja sama untuk infrastruktur cloud dan AI yang membantu pemerintah Israel. Setelah drama panjang, CEO Google Sundar Pichai akhirnya buka suara.

Ia menjelaskan alasan perusahaan melakukan pemecatan langsung. Pichai menegaskan bahwa aksi protes semacam ini tak diizinkan di Google.

"Kita memiliki budaya yang menjunjung tinggi diskusi terbuka, sehingga kita bisa menciptakan produk-produk hebat dan mengeksekusi ide-ide menakjubkan," kata Pichai dalam pembukaan pernyataannya, dikutip dari Business Insider, Selasa (23/4/2024).

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa tempat kerja memiliki kebijakan dan ekspektasi yang jelas bagi seluruh pihak yang ada di dalamnya.

"Ini adalah bisnis, bukan tempat untuk menciptakan kegaduhan dan membuat orang-orang yang bekerja di dalamnya merasa tidak aman," ia menjelaskan.

Pichai mengatakan Google bukan tempat yang bisa dijadikan platform personal untuk memperjuangkan isu disruptif atau debat politik. Ia menggarisbawahi bahwa perusahaan memiliki banyak urusan penting, sehingga jangan ada distraksi di luar kepentingan bisnis.

 

Instrumen Perdagangan yang Terpengaruh

* Penafian Risiko: Konten di atas hanya mewakili pandangan penulis. Ini tidak mewakili pandangan atau posisi DCFX dan tidak berarti bahwa DCFX setuju dengan pernyataan atau deskripsinya, juga bukan merupakan saran investasi. Untuk semua tindakan yang diambil oleh pengunjung berdasarkan informasi yang diberikan oleh DCFX, DCFX tidak menanggung segala bentuk kewajiban kecuali jika secara tegas dijanjikan secara tertulis.

Menyarankan

Pemuatan gagal