Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia kompak bergerak hijau kendati diterpa kabar kurang sedap dari sejumlah data AS yang tidak sesuai ekspektasi.
Bursa saham Jepang, Indeks Nikkei 225 naik 0,1% menjadi sekitar 37,665 sementara Indeks Topix yang lebih luas turun 0,3% menjadi 2,655, dengan sebagian besar saham Jepang tidak memiliki arah karena investor tetap absen menjelang keputusan kebijakan Bank of Japan.
Bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga stabil pada tingkat mendekati nol, namun para pedagang mengamati sinyal hawkish karena yen melemah melewati 155 per dolar.
Investor juga bereaksi terhadap data yang menunjukkan tingkat inflasi inti Tokyo melambat ke level terendah dalam 2 tahun sebesar 1,6% pada bulan April sebagian besar disebabkan oleh distorsi sejak dimulainya subsidi pendidikan.
Saham-saham teknologi Jepang sebagian besar menguat karena saham-saham teknologi utama AS menguat pada perdagangan after-hour karena pendapatan yang kuat, dengan keuntungan dari Tokyo Electron (1,1%), Socionext (2,2%) dan Keyence (5,6%).
Bursa Hong Kong Hang Seng Index juga menguat 1,15% ke posisi 17.483,30, kemudian Shanghai Composite Index naik 0,31% jadi 3.064,54 dan Strait Times Index Singapura menguat 0,17% menuju 3.293,03.
Hanya bursa Australia yang tampak koreksi, indeks S&P/ASX 200 turun lebih dari 1% menjadi ke bawah 7.600 pada perdagangan pasca-liburan pada hari Jumat, ini menghapus kenaikan dari awal minggu di tengah penurunan tajam saham BHP Group.
BHP Group anjlok 4,4% setelah mengungkapkan tawaran $39 miliar untuk saingannya Anglo American dalam kesepakatan yang akan menciptakan penambang tembaga terbesar di dunia.
Saham-saham Australia juga mengalami aksi jual saham global karena data ekonomi AS menunjukkan pertumbuhan yang lemah pada kuartal pertama, meskipun pendapatan yang kuat dari perusahaan-perusahaan teknologi besar memicu rebound.