Mark Zuckerberg Mendadak Lebih Miskin Rp 291 Triliun, Segini Hartanya

CNBC Indonesia · 29 Apr 4K Dilihat

CEO Meta Mark Zuckerberg berbicara selama sidang Komite Kehakiman Senat dengan pemimpin platform media sosial lainnya di Capitol Hill di Washington, Rabu, 31 Januari 2024, untuk membahas keselamatan anak secara online. (AP Photo/Susan Walsh)

Jakarta, CNBC Indonesia -
Kekayaan bos Meta Mark Zuckerberg mendadak turun drastis hingga US$18 miliar (Rp 291 triliun). Ini membuat kekayaannya merosot menjadi US$152 miliar (Rp 2.470 triliun) pada Kamis (25/4) pekan lalu.

Penurunan tersebut masih lebih kecil dibandingkan Oktober 2022. Saat itu, kekayaan bersihnya anjlok hingga US$100 miliar.

Penurunan kekayaannya jatuh setelah Zuckerberg mengungkapkan perusahaan akan menghabiskan miliar dolar untuk berinvestasi dalam berbagai bidang. Termasuk untuk kecerdasan buatan dan metaverse, dua teknologi yang jadi fokus perusahaan selama beberapa tahun terakhir.

"Secara historis, kami melihat banyak volatilitas dalam saham selama fase pedoman produk kami ini, di mana kami berinvestasi dalam mengembangkan produk baru namun belum menghasilkan uang," kata Zuckerberg, dikutip dari CNBC Internasional, Senin (29/4/2024).

Tahun ini, Meta mengungkapkan akan belanja modal sebesar US$35 miliar hingga US$40 miliar (Rp 567 triliun-Rp 648,4 triliun). Jumlahnya meningkat dari perkiraan sebelumnya.

Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) memang jadi teknologi yang dikembangkan hampir semua teknologi sejak dua tahun terakhir. Khususnya setelah ChatGPT, chatbot milik OpenAI begitu populer di kalangan masyarakat.

Meta sendiri telah mengembangkan chatbotnya bernama Meta AI. Kini Chatbot tersedia untuk Instagram, WhatsApp, dan Messenger.

Chatbot itu sempat diujicoba untuk pengguna India dan sebagian Afrika pada September 2023. Untuk sekarang, Meta memperluasnya ke pengguna Amerika Serikat (AS), Kanada, Australia, dan Selandia Baru.

Sementara Metaverse adalah teknologi yang membuat Meta merubah namanya dari sebelumnya Facebook. Namun hasilnya tak terlalu memuaskan, karena divisi Reality Labs mencatatkan total kerugian hingga US$45 miliar (Rp 729,4 triliun) sejak 2020.

Instrumen Perdagangan yang Terpengaruh

* Penafian Risiko: Konten di atas hanya mewakili pandangan penulis. Ini tidak mewakili pandangan atau posisi DCFX dan tidak berarti bahwa DCFX setuju dengan pernyataan atau deskripsinya, juga bukan merupakan saran investasi. Untuk semua tindakan yang diambil oleh pengunjung berdasarkan informasi yang diberikan oleh DCFX, DCFX tidak menanggung segala bentuk kewajiban kecuali jika secara tegas dijanjikan secara tertulis.

Menyarankan