The Fed Naikkan Suku Bunga, Harga Minyak Mentah Dunia Turun Sekitar 1 Persen

Kompas · 22 Sep 2022 5.4K Dilihat

NEW YORK, KOMPAS.com – Harga minyak mentah dunia mengalami penurunan pada perdagangan Rabu (22/9/2022) waktu setempat. Penurunan harga minyak mentah dunia merespon kenaikan suku bunga The Fed 75 basis poin sebagai upaya menekan inflasi.

Mengutip CNBC, harga minyak mentah berjangka Brent turun 0,9 persen menjadi 89,83 dollar AS per barrel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 1,2 persen, menjadi 82,94 dollar AS per barrel.

Harga minyak mentah telah mengalami penurunan sekitar 1 persen ke level terendah hampir dua minggu dalam perdagangan yang bergejolak. Pada hari Rabu, Federal Reserve mengumumkan kenaikan suku bunga yang besar untuk menekan inflasi, yang mana hal ini bisa mengurangi aktivitas ekonomi dan permintaan minyak.

Pengumuman kenaikan suku bunga The Fed juga mengisyaratkan kenaikan yang lebih besar di masa mendatang. Aset berisiko seperti saham dan minyak jatuh karena sentimen tersebut, sementara nilai tukar dollar AS menguat.

Di awal sesi, harga minyak mentah dunia sempat naik lebih dari 2 dollar AS per barrel di tengah kekhawatiran tentang mobilisasi pasukan Rusia. Setelahnya, harga minyak mulai turun 1 dollar AS menyusul penguatan nilai tukar dollar. Hal ini juga didukung oleh permintaan bahan bakar yang lebih rendah di AS.

Menurut Administrasi Informasi Energi AS (EIA), selama empat minggu terakhir permintaan bensin AS mengalami penurunan menjadi 8,5 juta barrel per hari (bph), atau yang terendah sejak Februari.

“Titik data yang menonjol adalah melemahnya permintaan bensin yang berkelanjutan. Ini benar-benar yang menghantui pasar ini,” kata John Kilduff, partner di Again Capital LLC di New York.

AIE juga melaporkan kenaikan 1,1 juta barel dalam stok minyak mentah pekan lalu, atau setengah dari perkiraan analis dalam jajak pendapat Reuters.

Di sisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin mengutus 300.000 tentara cadangan untuk berperang di Ukraina, untuk menguasai beberapa bagian negara Ukraina. Putin juga menginsyaratkan pihaknya bersiap untuk menggunakan senjata nuklir.

Presiden AS Joe Biden menyebut apa yang dilakukan Rusia adalah ancaman yang tidak bertanggung jawab, terutama dalam hal penggunaan senjata nuklir. Seperti diketahui, harga minyak melonjak ke level tertinggi multi-tahun pada Maret setelah perang Ukraina pecah.

 

Instrumen Perdagangan yang Terpengaruh

* Penafian Risiko: Konten di atas hanya mewakili pandangan penulis. Ini tidak mewakili pandangan atau posisi DCFX dan tidak berarti bahwa DCFX setuju dengan pernyataan atau deskripsinya, juga bukan merupakan saran investasi. Untuk semua tindakan yang diambil oleh pengunjung berdasarkan informasi yang diberikan oleh DCFX, DCFX tidak menanggung segala bentuk kewajiban kecuali jika secara tegas dijanjikan secara tertulis.

Menyarankan