Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah berhasil menguat atas mata uang dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan Kamis (23/6/2022).
Kurs rupiah dibuka menguat 25 poin ke level Rp14.837 per dolar AS pada perdagangan pagi ini.
Mengutip Bloomberg, hingga pukul 09.30 WIB, kurs rupiah masih menguat 23 poin atau 0,16 persen ke level Rp14.839 per dolar AS.
Sebelumnya, pada penutupan perdagangan Rabu, 22 Juni 2022, kurs rupiah ditutup melemah sebanyak 50 poin atau 0,34 persen ke Rp14.862.
1. Rupiah mungkin masih mengalami tekanan hari ini
Kendati mengalami penguatan, kurs rupiah diprediksi masih akan mengalami tekanan atas dolar AS hari ini. Tekanan rupiah terhadap dolar AS terjadi menjelang pengumuman keputusan moneter Bank Indonesia (BI), yang akan diumumkan pasca Rapat Dewan Gubernur (RDG) siang ini.
"Banyak analis memperkirakan BI akan bertahan di suku bunga acuan yang lama karena melihat kondisi inflasi Indonesia yang terkendali dan Indonesia sedang dalam kondisi pemulihan ekonomi," kata Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra kepada IDN Times, Kamis pagi.
Namun, sambung Ariston, banyak juga yang khawatir bila semakin jauhnya perbedaan suku bunga acuan BI dan The Fed akan memicu pelemahan nilai tukar rupiah lebih dalam lagi terhadap dolar AS.
2. Isu resesi bakal menekan rupiah
Di sisi lain, isu resesi yang makin masif juga berperan pada tekanan rupiah terhadap dolar AS.
"Dengan semakin banyaknya Bank Sentral Dunia yang menaikan suku bunga acuan, dikhawatirkan akan melambatkan pertumbuhan ekonomi karena penurunan permintaan," kata Ariston.
Sejalan dengan hal tersebut, Gubernur The Fed, Jerome Powell, telah berjanji di hadapan Senat untuk mengatasi inflasi AS dengan pengetatan moneter yang agresif.
3. Proyeksi posisi rupiah sore nanti
Atas dasar faktor-faktor tersebut, Ariston memproyeksikan kurs rupiah bisa ditutup melemah pada akhir perdagangan sore nanti.
"Potensi pelemahan ke kisaran Rp14.880-Rp14.900. Sementara support di kisaran Rp14.820-Rp14.800," ujar dia.