Dolar AS kembali mengalami penurunan pada hari ini, Kamis (23/06/2022) di Asia. Indeks dolar AS yang mengukur mata uang negeri pamansam terhadap sejumlah mata uang global lainnya turun tipis sebesar 0,07 persen berada pada level 104,13 pukul 12.08 WIB.
Penurunan greenback tersebut membuat beberapa pasangan mata uang yang diperdagangkan dipasar mengalami pelemahan. Pasangan USD/JPY mengalami penurunan sebesar 0,58 persen dengan nilai 135,48. Pasangan AUD/USD turun sebesar 0,49 persen pada level 0,6892 dan NZD/USD turun tipis sebesar 0,18 persen menjadi 0,6261. GBP/USD mengalami penurunan tipis sebesar 0,10 persen menjadi 1,2254. Namun, Pasangan USD/CNY mengalami kenaikan tipis sebesar 0,15 persen menjadi 6,7124.
Sentimen penurunan indeks dolar AS kali ini karena kekhawatiran investor akan terjadinya perlambatan ekonomi Amerika Serikat akibat tingginya laju inflasi. Federal Reserver (The Fed) melalui ketuanya, Jerome Powell berkomitmen mengendalikan inflasi melalui kenaikan suku bunga, hal ini memicu kekhawatiran pelaku pasar akan menimbulkan resesi. Selain itu, kebijakan The Fed membuat return obligasi dengan tenor 10 tahun mengalami penurunan terendah selama dua pekan terakhir.
Ketua The Fed, Jerome Powell dalam pidatonya dihadapan senat AS, Rabu (23/06/2022) menyatakan bahwa kenaikan suku bunga yang agresif dapat menyebabkan kontraksi ekonomi.
“Kesaksian semi-tahunan Powell telah memperlemah USD, komentarnya mengenai peningkatan risiko resesi terbukti lebih berat daripada komitmen tanpa syaratnya untuk memulihkan stabilitas harga,” tulis ahli strategi Westpac dalam sebuah catatan.
“Tetapi dengan 75 basis poin masih terbuka untuk Juli dan Dana Fed akan naik di atas 3% pada akhir tahun, dukungan suku bunga USD pada akhirnya seharusnya terus meningkat,” tambah catatan itu.
Terkait data pengangguran AS akan terbit pada hari Kamis sedangkan data konsumen Universitas Michigan akan dirilis pada hari Jum’at pekan depan.