Jakarta, CNBC Indonesia - Nama Diane Hendricks kembali menduduki urutan teratas sebagai Wanita Terkaya yang sukses membangun bisnisnya dari nol (Self-made) di Amerika Serikat (AS) versi majalah Forbes, untuk tahun kelimanya beruntun dengan memiliki kekayaan bersih senilai US$11,6 miliar atau setara Rp 171 triliun (asumsi Rp 14.800/US$).
Hendricks tidak dibesarkan di keluarga selebriti atau politikus, justru dia menghabiskan masa kecilnya di pertenakkan sapi perah di Wisconsin. Melatih etos kerja yang akhirnya membantunya menciptakan kerajaan bisnisnya.
Kekayaanya sebagian besar bergantung pada ABC Supply, sebuah perusahaan bahan bangunan yang dia bangun bersama suaminya pada tahun 1982. Saat ini dia adalah ketua perusahaan.
Pada 2017, Hendricks mengatakan pada Forbers bahwa dia melihat orang tuanya menjalankan bisnis pertanian untuk membentuk etos kerja yang menjadi penting sejak usia dini.
Baca:Ini Klub Sepak Bola Terkaya di Dunia, Ada dari Indonesia? |
Namun, dia hamil pada usia 17 tahun dan harus menyelesaikan tahun terakhir sekolah menengahnya sambil tinggal di rumah. Pada usia 21 tahun, dia mengajukan gugatan cerai dari kekasih sekolahnya dan menjadi ibu tunggal sambil menjalankan serangkaian pekerjaan sambilan di kantor hingga akhirnya mengejar lisensi real estate.
"Hal tersebut tidak menghentikan saya dari keinginan untuk mencapai impian saya. Bahkan, saya pikir saya menjadi lebih fokus pada apa yang ingin saya capai,"
Dia punya mimpi yang sederhana yaitu pindah ke kota dan mengenakan setelan jas untuk bekerja setiap hari. Mimpi itu berubah setelah dia bertemu dan menikah dengan kontraktor atap, Ken Hendricks pada tahun 1970-an.
Bersama-sama, keduanya menggabungkan bakat dan mendirikan ABC Supply di Beloit Wisconsin.
Pada 1994, perusahaannya memiliki 100 cabang. Empat tahun setelah itu, perusahaannya berhasil meraup lebih dari US$ 1 miliar pendapatan tahunan untuk pertama kalinya.
Sejak suaminya meninggal pada 2007, Hendricks memimpin ABC Supply sendiri. Kini, perusahaannya telah memiliki lebih dari 840 cabang dan merupakan perusahaan swasta terbesar ke-23 di Amerika, jika mengacu pada data Forbes.
Menurut situs resmi ABC Suppy, mereka telah mengakuisisi aset 18 perusahaan lain selama lima tahun terakhir dan mendominasi pasar.
Baca:Kenalan Sama Lucy Guo, Pengusaha Perempuan Berharta Rp6,5 T |
Kesuksesannya tidak datang tanpa kontroversi. Pada 2016, merupakan tahun pertama Hendricks menduduki puncak daftar Forbes. Milwaukee Journal Sentinel melaporkan bahwa dia tidak membayar sepeser pun pajak penghasilan negara dari 2012 hingga 2014.
Direktur pajak ABC Supply Scott Bianchini mengatakan bahwa mereka telah mengubah klasifikasi pajaknya dari C-corp menjadi S-corp selama tahun tersebut. Di bawah undang-undang negara bagian Wisconsin, perusahaan dapat mengajukan permohonan untuk menjadi S-corp di tingkat federal dan C-corp di tingkat negara bagian. Artinya, perusahananya dapat memilih status opsi pajak di luar negara bagian, jika semua pajak federalnya telah dilunasi.
Saat ini, Hendricks masih tinggal di Beloit, yang memiliki kurang dari 37.000 penduduk. Melansir Forbes, Hendricks menghabiskan jutaan dolar untuk proyek lokal untuk membangun kembali properti yang ditinggalkan dan membawa bisnis baru ke wilayahnya.
Pada 2017, Hendricks membuka pusat karir lokal yang menyelenggarakan lokakarya untuk mengajarkan keterampilan sekolah menengah dan sekolah tinggi seperti pemograman koding dan konstruksi. Tujuannya untuk memperkenalkan remaja dengan nilai sebuah pekerjaan.
"Mereka dapat pergi ke sekolah kejuruan dan menjadi tukang las yang akan dibayar US$ 50.000/tahun. Itu adalah pekerjaan yang bagus," tambahnya
Baca:Deretan Orang Kaya Pemilik Rumah Sakit Mewah di Indonesia |
[Gambas:Video CNBC]
(aaf/aaf)