Nilai dolar AS mengalami penguatan pada akhir sesi perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), indeks dolar AS yang mengukur nilai mata uang dolar AS menguat sebesar 0,51 persen berada pada level 104,490, pada bulan ini sempat menguat pada level tertinggi selama dua decade berada pada level 105,79.
Sentimen penguatan dolar AS kali ini dipicu oleh larinya para investor dari asset-aset berisiko beralih ke mata uang safe haven ditengah kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi global.
“jika ada tema keseluruhan, dolar masih lebih kuat selama periode ketidakpastian ini dan saya memperkirakan ketidakpastian akan berlanjut setidaknya selama musim panas sampai kita memperoleh gambaran yang lebih baik tentang kondisi inflasi,” kata Marvin Loh, ahli strategi makro global senior di State Street.
Presiden Bank Federal Reserve New York, John Williams pada Selasa (28/6/2022) dalam sebuah wawancara mengatakan bahwa suku bunga pasti diperlukan antara 3,0 persen hingga 3,5 persen pada akhir tahun ini.
Euro Turun Tipis ditengah Ekspektasi Pasar Terhadap Kenaikan Suku Bunga ECB
Sementara itu mata uang Euro mengalami penurunan sebesar 0,6 persen dengan nilai 1,052 dolar AS. Mata uang Euro melemah disebabkan oleh ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga oleh European Central Bank (ECB).
Presiden European Central Bank (ECB), Christine Lagarde tidak memberikan informasi baru tentang kebijakan bank sentral.
European Central Bank (ECB) diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan pada Juli seperti kebanyakan bank sentral dunia lainnya untuk mengendalikan inflasi yang semakin ganas. Namun para ekonom berbeda pendapat mengenai besarnya kenaikan suku bunga.
Euro bertahan dibawah 1,06 dolar AS setelah pernyataan Lagarde mengenai bank sentral akan bergerak secara bertahap tetapi dengan opsi untuk bertindak tegas pada setiap penurunan inflasi jangka menengah, terutama jika ada sinyal penurunan ekspektasi inflasi.
“ECB berada pada posisi yang sulit karena diperkirakan akan melihat perlambatan yang lebih signifikan dari pada kebanyak bank sentral dunia lainnya,” kata Mazen Issa, ahli strategi senior valas di TD Sekuritas New York.
Pasar uang dunia memperkirakan kenaikan suku bunga kumulatif sebesar 238 basis poin (bps) pada pertengahan 2023 lebih kecil dibandingkan 280 bps yang diantisipasi dua minggu lalu.