Harga emas masih bertahan di sekitar level $1810 per troy ons di tengah belum meredanya sentimen seputar kenaikan suku bunga, yang juga mengurangi daya tarik emas.
Baru-baru ini, beberapa pejabat The Fed kembali meningkatkan ekspektasi pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut, sekaligus mengindikasikan akan ada kenaikan suku bunga sebesar 75 basis poin pada bulan Juli guna menahan kenaikan inflasi.
Di tempat terpisah, European Central Bank (ECB) juga diperkirakan akan mulai menaikkan suku bunga pada bulan Juli dan mengubah suku bunga menjadi positif pada kuartal ketiga.
Sementara itu, adanya pengetatan kebijakan moneter di beberapa negara besar memicu kekhawatiran resesi ekonomi, sehingga mendorong investor untuk beralih ke aset safe haven seperti Dolar AS sekaligus memicu aksi jual di pasar komoditas.
Harga emas sejauh ini masih berada di atas indikator Supertrend, yang mengindikasikan bahwa harga emas masih berada dalam tren bullish. Dalam jangka pendek, harga emas diperkirakan masih akan berpotensi naik lebih lanjut ke sekitar level 1819.00, terutama jika terus bertahan di atas area 1808.28-1803.00.
Skenario alternatif berikut ini dapat digunakan jika harga emas berhasil menembus ke bawah level 1803.00.