Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas acuan global diprediksi melemah pada perdagangan hari ini, Rabu (6/7/2022), di tengah optimistisnya data factory orders di Amerika Serikat.

Analis Monex Investindo Futures menjelaskan, selain data ekonomi AS terbaru, harga emas juga terbebani oleh menguatnya dolar AS dan outlook kenaikan suku bunga agresif oleh Federal Reserve.

Hari ini, harga emas berpeluang dijual untuk menguji level support US$1.760 per troy ounce selama harga tertahan di bawah level resistance US$1.776 per troy ounce.

“Namun, kenaikan lebih tinggi dari level resistance tersebut berpeluang memicu aksi beli terhadap harga emas menguji level resistance selanjutnya US$1.779 per troy ounce,” tulis Monex dalam riset harian, Rabu (6/7/2022).

Di dalam negeri, harga emas 24 karat UBS ukuran terkecil yakni 0,5 gram dijual Pegadaian seharga Rp521.000 pada hari ini, turun Rp1.000 dari posisi Selasa (5/7/2022). Sementara itu, untuk emas 24 karat cetakan Antam ukuran 0,5 gram hari ini tetap dibanderol seharga Rp564.000.

Sementara itu, dari sentimen global berdasarkan prediksi teranyar Bloomberg Economics, peluang resesi AS tahun depan sekarang di level 38 persen. Investor obligasi memperkirakan perubahan haluan kebijakan oleh Federal Reserve, dengan sikap hawkish saat ini memberi jalan bagi penurunan suku bunga di pertengahan tahun 2023.

Di tempat lain, mata uang pound menahan kerugian yang dipicu oleh gejolak dalam politik Inggris. Perdana menteri Boris Johnson berada di ambang setelah pengunduran diri dua anggota kabinet paling senior, tetapi dia tetap kuat di posisinya sebagai perdana menteri Inggris.

Di Cina, Shanghai meluncurkan pengujian massal untuk Covid di sembilan distrik setelah mendeteksi kasus dalam dua hari terakhir, memicu kekhawatiran bahwa pusat keuangan itu mungkin sekali lagi terkunci dalam mengejar Covid Zero.