Mata uang Euro ambruk terhadap Dolar AS pada perdagangan kemarin, lengser ke level terendah sejak akhir 2002. Euro tertekan aksi jual dari melonjaknya harga energi gas yang makin meningkatkan kekhawatiran resesi di kawasan Uni Eropa. Sementara, Dolar AS ditopang oleh naiknya imbal hasil Treasury AS pasca libur Independence Day (4 Juli). Ini menyebabkan penurunan tajam lebih dari 200 pips. Support Monthly 1.0340 (sekarang jadi resistance) telah berhasil ditembus. Akibatnya, level parity 1.0000 makin berisiko terancam.
Dari chart Daily di atas, penurunan EUR/USD yang terjadi kemarin adalah pelemahan terburuk sejak awal tahun. Level 1.0340 saat ini menjadi fokus untuk memonitor aksi jual berikutnya yang menjaga prospek bearish tetap valid dalam jangka pendek/menengah. Di sisi lain, aksi beli atau penutupan candlestick Daily di atas 1.0340 dibutuhkan untuk mengurangi tekanan jual, sekaligus membuka jalan untuk kembali menguji minor resistance trendline.
Kadang-kadang atau dalam beberapa kasus, kita terpaksa menarik Fibo Retracement akibat rentang harga yang terlalu lebar pada skala intraday untuk menemukan level support/resistance. Dari pemetaan terhadap High/Low candlestick Daily kemarin, level 1.0284 (23.6 persen retracement) bertindak sebagai minor resistance H1 terdekat yang berlaku pada hari ini. Apabila Anda memutuskan untuk menempatkan posisi sell di area 1.0264 (harga Open hari ini), sebaiknya exit atau cut loss jika candlestick H1 menutup posisi di atas 1.0284 dan fokus pada aksi harga berikutnya.
Risiko bouncing lebih tinggi jadi terbuka apabila harga bergerak di atas 1.0284 untuk berhadapan dengan kisaran 1.0316 (38,2 persen retracement). Ini adalah area yang barangkali lebih tepat untuk menempatkan posisi sell (target 35-45 pips) dalam perdagangan intraday dengan Stop Loss (SL) ketat di atas 1.0340.
Menghitung atau mengendalikan risiko adalah justru yang seringkali menjadi titik terlemah dan diabaikan oleh mayoritas trader. Ada beberapa metode yang mungkin bisa Anda temukan lewat internet. Tapi konon, para profesional termasuk big boys dan lembaga/institusi keuangan besar cukup menggunakan pendekatan risiko yang tidak lebih dari 1 persen. Saya termasuk yang menyukai cara ini sejak lama.
Katakanlah, kita memiliki equity sebanyak $10,000 pada sebuah akun standard forex, maka pertanyaan pentingnya adalah berapa banyak lot dan rentang SL yang dibutuhkan untuk sebuah posisi pada pasangan mata uang EUR/USD jika kita mengambil risiko hanya 1 persen?
Mari kita hitung. Risiko sebanyak 1 persen dari $10,000 adalah $100 (1 persen x 10,000 = 100). Jika kita menggunakan 0.1 lot standar, itu artinya kita memiliki rentang sebanyak 100 pips (EUR/USD 4 digit) atau 1000 poin (EUR/USD 5 digit) untuk posisi SL. Atau 0.1 lot standar = 1 pip = 1 dolar, sehingga 100 pips = $100.
Bagaimana jika kita hendak bertransaksi dalam portofolio swing trade atau malah long-term trade yang biasanya membutuhkan SL lebih lebar? Menambah risiko jadi dua persen? Sebaiknya jangan. Cukup kurangi jumlah lot menjadi separuhnya, atau 0.05 lot. Ini artinya kita memiliki rentang SL sejauh 200 pips. Ingin SL yang lebih lebar dari 200 pips? Kurangi lagi lot-nya.
Mari kita ambil contoh yang lain lagi. Misalnya kita memiliki equity sebanyak $2,000. Sehingga, risiko 1 persen dari $2,000 adalah $20. Jika kita menggunakan 0.1 lot standar, artinya kita hanya punya rentang sejauh 20 pips untuk posisi SL. Memang masih memungkinkan, tapi kurang leluasa apalagi kalau sedang berhadapan dengan range rata-rata harian yang bisa lebih dari 100 pips. Jika membutuhkan SL sejauh 100 pips misalnya, maka cukup gunakan 0.02 lot saja. Dan apabila membutuhkan SL 30-50 pips untuk perdagangan intraday/day trading, cukup gunakan 0.03 hingga 0.04 lot saja.
Bagaimana bila equity-nya tidak bilangan bulat, katakanlah $2,750? Saran saya, bulatkan saja ke bawah sehingga perhitungan risiko didasarkan pada $2,000.
