JAKARTA, iNews.id - Harga minyak mentah tergelincir di awal perdagangan hari ini, Jumat (2/11/2022), gara-gara lonjakan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) yang berimbas terhadap permintaan.
Meski demikian, pelaku pasar berspekulasi penurunan harga minyak masih terbatas menyusul sentimen positif pelonggaran pembatasan Covid-19 di sejumlah wilayah China.
Data perdagangan pagi ini menunjukkan minyak mentah berjangka Brent korekssi 0,1 persen di 86,77 dolar AS per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) AS turun 0,2 persen menjadi 81,08 dolar AS per barel.
Nilai dolar AS pagi ini naik lebih tinggi setelah sempat terpuruk dalam beberapa bulan terakhir, dipicu katalis positif indeks belanja konsumen AS yang meningkat cukup solid di bulan Oktober.
Kurs dolar yang tinggi membuat kedua tolok ukur minyak menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga berimbas terhadap permintaan.
Kendati dolar di atas awan, namun pelonggaran pembatasan virus corona di China dapat menjadi sentimen pendongkrak harga. Diketahui, kota Guangzhou dan Chongqing mengumumkan pelonggaran pembatasan Covid-19 pada hari Rabu (30/11).
Dari dataran Eropa, pemerintah Uni Eropa untuk sementara waktu telah menyetujui batas harga 60 dolar AS per barel terhadap pasokan Rusia sebagai bagian dari sanksi atas agresi militer di Ukraina, sebagaimana dilansir Reuters, Jumat (2/11/2022).
Otoritas UE menegaskan bahwa semua anggota mereka harus menuruti perjanjian tersebut paling lambat Jumat ini (2/12).
