Harga emas berhasil menembus level $1800 per troy ons di tengah terjadinya aksi jual pada mata uang Dolar AS, yang dipicu oleh meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memperlambat laju kenaikan suku bunganya.
Terlepas dari sentimen tersebut, para pelaku pasar kini tengah menantikan rilis data ketenagakerjaan AS terbaru yang berpotensi memengaruhi prospek suku bunga The Fed, terlebih setelah data PCE turun ke posisi terendah sepuluh bulan.
Pada hari Rabu (30 November), Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa “saat ini, memperlambat adalah cara yang baik untuk menyeimbangkan risiko”, dan The Fed dapat memperlambat laju kenaikan suku bunga secepatnya pada bulan Desember.
Pernyataannya sejalan dengan ekspektasi bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada bulan ini, setelah sempat menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin dalam empat pertemuan terakhir.
Pasca pernyataan Powell, para pelaku pasar juga memperkirakan tingkat suku bunga The Fed akan mencapai puncaknya di bawah angka 5% pada Mei 2023, atau lebih rendah dan lebih cepat dari ekspektasi sebelumnya yaitu 5% pada bulan Juni.
Secara teknikal, berlanjutnya aksi beli membuat harga emas terus bertahan di atas indikator Supertrend. Ini adalah sebuah indikasi bahwa harga emas masih berada dalam tren bullish. Dalam jangka pendek, harga emas masih berpotensi untuk bergerak naik lebih lanjut ke sekitar level 1804.00, terutama jika terus bertahan di atas level 1793.95-1789.00.
Skenario alternatif berikut ini dapat digunakan jika harga emas berhasil menembus ke bawah level 1789.00.
