Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas global hari ini berpotensi menguat merespons kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve sebanyak 25 basis poin.
Tim analis Monex Investindo Futures mencatat harga emas berakhir menguat sebesar US$26,33 dan ditutup di level US$1.954.26 pada perdagangan Rabu (1/2/2023) waktu setempat karena ditopang oleh antisipasi pasar terhadap kenaikan suku bunga The Fed yang hanya sebesar 0,25 persen. Hal ini menandakan pelonggaran sikap kebijakan moneter The Fed.
“Pada perdagangan hari ini, emas berpeluang dibeli untuk menguji level resistance US$1.964 selama harga bertahan di atas level support US$1.950 per troy ounce,” tulis Monex dalam risetnya, Kamis (2/2/2023).
Kendati demikian, penurunan lebih rendah dari level support tersebut berpeluang memicu aksi jual terhadap harga emas, sehingga akan menguji level support US$1.942 per troy ounce.
Harga emas juga akan terdorong oleh dolar AS yang jatuh pada perdagangan Kamis. Keputusan The Fed memberikan pasar dorongan kepercayaan bahwa akhir kampanye kenaikan suku bunga agresif akan segera berakhir.
Investor mengambil isyarat dovish dari pernyataan Ketua Fed Jerome Powell pada hari Rabu bahwa proses disinflasi telah dimulai di AS.
Mengutip Bloomberg, Kamis (2/2/2023), pesan The Fed bukan tanpa peringatan untuk pasar keuangan. Bank sentral mengatakan kenaikan suku bunga yang sedang berlangsung kemungkinan sesuai rencana, dan para pejabat sedang mendiskusikan beberapa kenaikan lagi untuk mendapatkan kebijakan yang cukup membatasi untuk mengalahkan inflasi.
"The Fed pada dasarnya berbicara dari kedua sisi karena mereka mengisyaratkan kenaikan lebih lanjut yang tepat, tetapi juga mengakui bahwa mereka akan mempertimbangkan jumlah kumulatif pengetatan dalam keputusan kebijakan di masa depan," tulis Charlie Ripley, ahli strategi investasi senior Allianz Investment Management.
