Google dan Apple Didesak Singkirkan TikTok dari Toko Aplikasi

CNN Indonesia · 03 Feb 2023 25.8K Dilihat

Senator wilayah Colorado, Amerika Serikat (AS), Michael Bennet meminta raksasa teknologi Apple dan Google untuk menyingkirkan TikTok dari toko aplikasi mereka.

Permintaan itu disampaikan Bennet dalam sebuah surat pada Kamis (2/2) yang ditujukan langsung pada bos kedua perusahaan, Tim Cook dan Sundar Pichai.

Permintaan Bennet itu hanyalah satu dari serangkaian tindakan kongres untuk melarang TikTok.

Sejak Januari, Partai Republik dan Demokrat telah menyerukan kepada kolega mereka atau pejabat pemerintahan Joe Biden untuk segera memberlakukan pembatasan pengumpulan data yang lebih ketat atau larangan aplikasi secara nasional, dengan alasan kemungkinan risikonya terhadap keamanan nasional AS.

"Pengaruh besar TikTok dan pengumpulan data yang agresif menimbulkan ancaman khusus bagi keamanan nasional AS karena kewajiban perusahaan induknya di bawah hukum China," tulis Bennet dalam surat tersebut.

"Mengingat kekhawatiran yang serius dan berkembang ini, saya meminta Anda segera menghapus TikTok dari toko aplikasi Anda masing-masing," imbuhnya.

Bennet yang merupakan anggota Komite Intelijen Senat adalah anggota parlemen pertama yang menghubungi langsung penyedia toko aplikasi seperti Apple dan Google untuk meminta penghapusan TikTok.

TikTok sendiri selama tiga tahun telah berupaya bernegosiasi dengan pemerintah federal terutama Komite Investasi Asing di Amerika Serikat (CFIUS) untuk tetap mengoperasikan aplikasinya di AS.

Dilansir dari The Verge, TikTok menghadapi peningkatan pengawasan sejak pemerintahan Trump. Pasalnya, banyak anggota parlemen yang khawatir aplikasi tersebut dapat membagikan data pengguna AS ke pemerintah China.

Baru-baru ini, CEO TikTok Shou Zi Chew bahkan dipanggil untuk memberikan kesaksian di depan Komite Energi dan Perdagangan DPR AS. Ia bakal dicecar pertanyaan termasuk soal hubungan aplikasi dengan Partai Komunis China.

Pemanggilan Chew oleh DPR AS itu akan berlangsung pada 23 Maret. Ia juga akan membahas langkah-langkah privasi dan keamanan data aplikasi, serta dampaknya pada anak di bawah umur.

Dilansir Statista, AS memang menjadi negara dengan jumlah pengguna TikTok terbanyak di dunia (109 juta), disusul Brasil (76,56 juta), dan Indonesia (69,58 juta). 

Menurut Influencer Marketing Hub, rata-rata pengguna menghabiskan waktu 1,5 jam per hari di TikTok. Selain itu, aplikasi garapan Byte Dance tersebut juga telah diunduh 3,5 juta miliar kali di seluruh dunia. 

Instrumen Perdagangan yang Terpengaruh

* Penafian Risiko: Konten di atas hanya mewakili pandangan penulis. Ini tidak mewakili pandangan atau posisi DCFX dan tidak berarti bahwa DCFX setuju dengan pernyataan atau deskripsinya, juga bukan merupakan saran investasi. Untuk semua tindakan yang diambil oleh pengunjung berdasarkan informasi yang diberikan oleh DCFX, DCFX tidak menanggung segala bentuk kewajiban kecuali jika secara tegas dijanjikan secara tertulis.

Menyarankan