BI Diprediki Tahan Suku Bunga Acuan di 5,75 Persen, Ini Alasannya

inews · 15 Feb 2023 107.9K Dilihat
Bank Indonesia. (Foto: Ilustrasi)

JAKARTA, iNews - Bank Indonesia (BI) diprediksi akan menahan suku bunga acuan di level 5,75 persen. Hal itu, terkait dengan perkembangan terkini kondisi ekonomi Indonesia dan global yang jauh lebih baik.

Ekonom LPEM FEB Universitas Indonesia (UI), Teuku Riefky, mengatakan ada beberapa alasan yang menjadi dasar bagi BI untuk mempertahankan suku bunga acuan sebesar 5,75 persen. 

Pertama, dari sisi internal kondisi finansial dan moneter Indonesia sudah jauh lebih baik dibandingkan beberapa bulan sebelumnya. 

Hal itu, terlihat dari inflasi yang menunjukkan tren penurunan. Walaupun saat ini masih berada di atas target BI, inflasi sudah melalui titik puncaknya dan secara konsisten mengalami penurunan menuju level 4 persen. 

Kedua, dari sisi eksternal, rupiah mengalami apresiasi yang cukup kuat dalam satu bulan terakhir dan saat ini relatif stabil di kisaran Rp15.000.

Hal ini juga mempertimbangkan the Fed yang juga kembali mengurangi agresivitas pengetatan kebijakan moneternya dalam rapat FOMC terakhir. 

Ketiga, selisih imbal hasil antara surat utang pemerintah Indonesia dan Treasury AS sudah cukup terjaga dan cukup menarik untuk menarik arus modal masuk ke pasar keuangan Indonesia. 

Sejak pertengahan Januari lalu, Indonesia mengalami aliran arus modal masuk yang cukup deras, terhitung mencapai 1,95 miliar dolar AS di minggu kedua bulan ini. 

Dia mengungkapkan, ada beberapa faktor yang berperan dalam mendorong arus modal masuk ke Indonesia. Dari sisi eksternal, perlambatan kenaikan suku bunga oleh berbagai bank sentral, terutama the Fed, telah membatasi tingkat imbal hasil yang didapatkan investor. 

Implikasinya, investor mengalihkan portofolio mereka ke aset yang lebih berisiko, termasuk instrumen finansial di negara berkembang seperti Indonesia. 

"Mempertimbangkan berbagai faktor, kami melihat BI perlu menahan suku bunga acuan di 5,75 persen untuk menjaga stabilitas harga dan nilai tukar sembari melanjutkan kebijakan makroprudensial tanpa mengganggu momentum pemulihan ekonomi yang terjadi saat ini," ujar Riefky di Jakarta, Rabu (15/2/2023). 

Dia  menjelaskan, dari sisi domestik, prospek yang lebih baik terhadap kondisi ekonomi Indonesia saat ini dan masa mendatang menyusul rilis data PDB yang tumbuh di atas ekspektasi menjadi faktor penarik terhadap arus modal ke pasar keuangan domestik. 

"Imbasnya, imbal hasil surat utang pemerintah Indonesia tenor 10 tahun menurun dari 6,91 persen di pertengahan Januari ke 6,73 persen di tengah Februari," ungkap Riefky.

Di sisi lain, imbal hasil untuk tenor 1 tahun meningkat dari 5,55 persen ke 5,74 persen pada periode yang sama; membuat yield curve yang semakin landai dan mengindikasikan bahwa investor memandang kondisi ekonomi Indonesia saat ini sudah mencapai kondisi full recovery.

Selain itu, cadangan devisa Indonesia tercatat sebesar 139,4 miliar dolar AS di Januari 2023, meningkat sekitar 2,17 miliar dolar AS dari 137,23 miliar dolar AS di bulan sebelumnya dan menyentuh level tertingginya dalam 11 bulan terakhir. 

"Lonjakan cadangan devisa didorong oleh penerbitan global bonds dan penerimaan pajak dan jasa. Jumlah cadangan devisa saat ini setara dengan 6,1 bulan impor atau 6 bulan impor ditambah," tutur Riefky.

Terkait pembayaran utang luar negeri pemerintah, Riefky mengatakan, kemampuan Indonesia jauh di atas standar kecukupan setara tiga bulan impor. 

"Besarnya cadangan devisa Indonesia dapat memberikan tambahan ruang kebijakan yang dapat diambil BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah di masa mendatang," ujar Riefky. 

Instrumen Perdagangan yang Terpengaruh

* Penafian Risiko: Konten di atas hanya mewakili pandangan penulis. Ini tidak mewakili pandangan atau posisi DCFX dan tidak berarti bahwa DCFX setuju dengan pernyataan atau deskripsinya, juga bukan merupakan saran investasi. Untuk semua tindakan yang diambil oleh pengunjung berdasarkan informasi yang diberikan oleh DCFX, DCFX tidak menanggung segala bentuk kewajiban kecuali jika secara tegas dijanjikan secara tertulis.

Menyarankan

Pemuatan gagal