Inflasi AS Kerek Euro Jatuh ke Level Terendah sejak 2002
idntimes · 14 Jul 2022 1.1K Views

Jakarta, IDN Times - Euro jatuh di bawah 1 dolar AS untuk pertama kalinya sejak Desember 2002. Euro turun ke level 0,9998 dolar AS pada Rabu (13/7/2022) setelah Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan lonjakan inflasi AS pada bulan Juni sebesar 9,1 persen di luar prediksi sejumlah pihak.

Hal itu meningkatkan ekspektasi pengetatan lebih lanjut suku bunga oleh Federal Reserve AS. Kepala ekonom makro di Equiti Capital, Stuart Cole, mengatakan peningkatan biaya pinjaman membuat dolar AS lebih menarik bagi investor.

"Distribusi gas, stagflasi, resesi, semuanya adalah faktor sehingga berdampak bearish pada euro," kata Stuart Cole, seperti dikutip dari Al Jazeera, pada Kamis (14/7/2022).

1. Turunnya euro juga semakin perlebar perbedaan suku bunga dengan Amerika Serikat

Cole mengatakan, faktor-faktor tersebut akan mempersulit Bank Sentral Eropa (ECB) untuk menaikkan suku bunga. Terlebih, turunnya euro juga semakin memperlebar perbedaan suku bunga dengan Amerika Serikat.

Dalam 20 tahun sejarahnya, euro adalah mata uang kedua yang paling dicari dalam cadangan devisa global. Perputaran harian dalam euro atau dolar adalah yang tertinggi di antara mata uang di pasar global. Angkanya bahkan menembus 6,6 triliun dolar AS per hari.

2. Penurunan euro adalah pukulan telak bagi Bank Sentral Eropa

Lebih lanjut, penurunan euro adalah pukulan telak bagi Bank Sentral Eropa. Nilai mata uang euro yang jatuh berdampak kepada inflasi tinggi yang sedang coba diatasi oleh Bank Sentral Eropa. Upaya untuk menekan inflasi dengan menopangnya melalui suku bunga yang lebih tinggi juga dapat memperburuk risiko resesi.

"Bank Sentral Eropa selama ini menganggap sepele masalah tersebut dengan alasan bahwa mereka tidak memiliki target nilai tukar mata uang," katanya. 

3. Inflasi AS tembus rekor tertinggi

Departemen Tenaga Kerja AS mencatat tingkat inflasi AS pada bulan Juni melonjak drastis hingga menyentuh angka 9,1 persen. Angka tersebut meroket di atas perkiraan Dow Jones yang hanya mencapai 8,8 persen. Inflasi AS sebesar 9,1 persen menjadi angka terbesar sejak Desember 1981 lalu.

Berdasarkan catatan Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis (13/7/2022), indeks harga konsumen AS atau The Consumer Price Index (CPI) naik 1,3 persen dari periode sebelumnya secara year on year (yoy).

Recommend