Di tengah kabar PHK karyawan yang dilakukan perusahaan teknologi seperti Google dan Facebook, Apple tetap bertahan tanpa mengambil jalan tersebut. Rahasianya apa ya?
Jika dibandingkan dengan perusahaan teknologi lain, Apple menghasilkan profit lebih tebal, yakni sekitar US$30 miliar (Rp461 triliun) pada kuartal terakhir. Apple juga memiliki reputasi untuk melindungi stabilitas mereka.
Selain faktor-faktor tersebut, Apple punya momentum yang unik.
Dikutip dari Bloomberg, Selasa (21/3/2023), para eksekutif Apple dipandang sebagai salah satu pemikir paling taktis di industri teknologi. PHK menandakan sebuah kesalahan strategis, atau ekonomi global berada dalam kondisi yang lebih buruk daripada yang ditakuti orang.
Jika dilihat dari sisi perekrutan karyawan, Apple menghindari hal tersebut saat masa pandemi. Di sisi lain, sebagian besar perusahaan teknologi lain terus menambah jumlah pegawai selama pandemi.
Meta misalnya, yang menghabiskan miliaran untuk membangun metaverse yang sampai saat ini belum membuahkan hasil. Amazon, Microsoft, dan Google, juga masuk ke pasar baru yang berada di luar bisnis inti mereka.
Faktor-faktor lain berada di luar kendali, seperti lonjakan suku bunga, fluktuasi mata uang, dan perang di Ukraina, belum lagi pandemi yang berkepanjangan, membuat perusahaan teknologi lain melakukan PHK.
Apple juga terpukul, penjualan turun 5% pada kuartal terakhir, dan diperkirakan akan turun dengan jumlah yang sama pada periode saat ini. Tapi turunnya penjualan dinilai masih dalam posisi yang lebih baik.
Konon, perusahaan masih berusaha keras untuk menahan biaya dan membuat operasinya lebih efisien - sebuah proses yang dimulai musim panas lalu, lebih awal dari upaya pengetatan di banyak perusahaan besar lainnya.