Ekonom Ingatkan 3 Risiko Kenaikan Inflasi di Eropa Terhadap Ekonomi RI
Sindonews · 20 Jul 2022 650 Views
Ekonom Ingatkan 3 Risiko Kenaikan Inflasi di Eropa Terhadap Ekonomi RI
JAKARTA - Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyebutkan tiga risiko yang perlu diwaspadai Indonesia sehubungan naiknya inflasi tahunan di kawasan Eropa.

Dampak pertama menurutnya adalah inflasi akan membuat tekanan pada sisi permintaan ekspor produk Indonesia baik komoditas maupun produk olahan.

"Konsumen di Eropa akan mengurangi pembelian barang impor dan cenderung lebih banyak berhemat akibat pelemahan daya beli," ujar Bhima kepada MNC Portal Indonesia (MPI), dikutip Rabu (20/7/2022).

Dia menambahkan, dampak yang kedua adalah transmisi di pasar keuangan perlu dicermati karena investor akan beralih ke aset yang lebih aman menghindari risiko stagflasi dan resesi di kawasan Eropa. "Aset seperti dolar AS akan diincar sebagai safe haven dan ini akan memukul stabilitas kurs rupiah," jelasnya.

Sedangkan dampak yang ketiga adalah inflasi yang tinggi akan direspons oleh Bank Sentral Eropa (ECB) dengan kenaikan tingkat suku bunga yang tajam sehingga berdampak pada semakin cepatnya Bank Indonesia (BI) menyesuaiakan tingkat suku bunga acuan.

"Cost of fund pelaku usaha dan masyarakat umum dalam melakukan pinjaman akan naik dan hambat ekspansi usaha," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, inflasi tahunan di kawasan Eropa mencatatkan rekor tertinggi ke angka 8,6% per Juni 2022. Lebih dari separuh inflasi tersebut disumbang oleh lonjakan harga energi.

Mengutip data Eurostat, Selasa (19/7), pada bulan Juni, kontribusi tertinggi terhadap tingkat inflasi tahunan di kawasan Benua Biru berasal dari energi (+4,19 poin persentase/pp), diikuti oleh makanan, alkohol & tembakau (+1,88 pp), jasa (+1,42 pp) dan barang industri non-energi (+1,15 pp).

Negara dengan tingkat inflasi tahunan Juni tertinggi di zona euro adalah Estonia di mana harga melonjak 22% pada bulan Juni. Nama lainnya, Lithuania mencatatkan inflasi 20,5%, Latvia 19,2% dan Slovakia 12,6%.

Sementara, pertumbuhan inflasi terendah terjadi di Malta sebesar 6,1%, Prancis 6,5% dan Finlandia dengan 8,1%. Adapun, tingkat inflasi Jerman adalah 8,2%.

Affected Trading Instrument

*Risk Disclaimer: The content above represents only the views of the author. It does not represent any views or positions of DCFX and does not mean that DCFX agrees with its statement or description, nor does it constitute any investment advice. For all actions taken by visitors based on information provided by the DCFX, DCFX does not assume any form of liability unless otherwise expressly promised in writing.

Recommend

EUR/USD akan Naik Menuju 1,10 Jika Menembus Resistance 1,0960 – SocGen

FXStreet · 1d 6.3K Views

Analisa EURUSD Hari Ini: Bullish Efek Kelanjutan Pelemahan USD

Andrew Fischer · 2d 7.3K Views

EUR/USD Menguat di Atas 1,0900 karena IMP Zona Euro yang Lebih Kuat, Data IMP AS Membayangi

FXStreet · 5d 27K Views

Analisis Harga EUR/USD: Melayang di Atas 1,0900 karena Komentar Hawkish ECB Lagarde

FXStreet · 22 Nov 4.5K Views

Analisis Harga EUR/USD: Memperoleh Momentum di Atas 1,0950 di Tengah Kondisi Overbought

FXStreet · 21 Nov 12.9K Views

EUR/USD Dapat Naik ke 1,1000 Dalam Waktu Dekat – UOB

FXStreet · 20 Nov 19.7K Views

USDJPY Bearish Efek Kebijakan Moneter BoJ

Paolo Liszman · 17 Nov 140.6K Views

Prakiraan EUR/USD: Euro Dapat Melanjutkan Tren Naik Setelah Stabil di Atas 1,0850

FXStreet · 16 Nov 9.4K Views

USDJPY Bullish Efek Ekonomi Jepang Berkontraksi Lebih Cepat

Paolo Liszman · 16 Nov 155.3K Views

Prakiraan EUR/USD: Hanya Koreksi, Euro Terus Menguat

FXStreet · 16 Nov 19.2K Views

Analisis Harga EUR/USD: Tetap Dibatasi di Bawah Angka 1,0900 di Tengah Kondisi Overbought

FXStreet · 15 Nov 19.8K Views

AUDUSD Bearish Efek Dolar Australia yang Masih Dibawah Tekanan

Paolo Liszman · 14 Nov 172.6K Views

WTI Bullish Ditengah Ketidakpastian Permintaan AS dan China

Paolo Liszman · 13 Nov 190.2K Views