Bos Muda Kuasai Alibaba, CEO Baru Kasih Batas Usia

CNBC Indonesia · 12 Sep 2023 10.4K Dilihat



Jakarta, CNBC Indonesia
- CEO baru Alibaba Group, Eddie Wu mengungkapkan strategi baru perusahaan di bawah kepemimpinannya. Salah satunya adalah mengutamakan pegawai muda sebagai pemimpin.

Wu resmi menjadi CEO Alibaba Group pada akhir pekan lalu. Dalam memo internal yang dikutip oleh Reuters, ia membeberkan arah baru perusahaan kepada para pegawai.

Salah satu janji Wu adalah mengutamakan pegawai usia muda. Ia menjanjikan peluang promosi yang lebih besar kepada karyawan mudah, terutama yang lahir setelah 1985. Para pegawai muda, akan membentuk tim manajemen bisnis inti di Alibaba Group dalam 4 tahun ke depan.

Komitmen ini, jelasnya, membuat Alibaba bisa terus mempertahankan "cara pikir startup" dan mencegah perusahaan "mentok dengan cara lama."

Dalam memo tersebut, Wu juga menyatakan bahwa fokus baru perusahaan yang didirikan oleh Jack Ma tersebut adalah "pengguna" dan "kecerdasan buatan."

Wu sebelumnya terkenal sebagai tangan kanan Jack Ma. Ia bakal memimpin restrukturisasi besar-besaran di Alibaba yang sudah 24 tahun berdiri.

Selain memimpin grup, Wu juga akan menempati posisi CEO di bisnis komputasi awan Alibaba.

Sebelumnya, Alibaba padahal mengumumkan bahwa bisnis cloud perusahaan bakal diserahkan ke Daniel Zhang, yang posisinya sebagai CEO group digantikan oleh Wu. 

Harga saham Alibaba jatuh setelah pengumuman mundurnya Zhang dari posisi CEO bisnis cloud Alibaba. Zhang tadinya diperkirakan akan memimpin perusahaan cloud Alibaba hingga realisasi rencana IPO pada Mei 2024.

Menurut Reuters, The Cloud Intelligence Group milik Alibaba adalah salah satu dari lima unit bisnis Alibaba yang akan dilepas sebagai perusahaan yang mandiri. Unit bisnis ini ditaksir bernilai US$ 41 miliar hingga US$ 60 miliar.

Unit bisnis Alibaba adalah sumber pendapatan terbesar perusahaan setelah bisnis ecommerce domestik di China. Perusahaan pengembang teknologi kecerdasan buatan (AI), Tongyi Qianwen, termasuk di dalam unit bisnis tersebut. 

"Dalam satu dekade ke depan, perubahan paling signifikan adalah disrupsi oleh AI di semua sektor," kata Wu dalam memo internal ke pegawai yang dikutip Reuters. "Jika kita tidak mengikuti perubahan di era AI, kita akan tergusur."

Alibaba kini tengah menghadapi dua tantangan bisnis utama yaitu kompetisi yang makin ketat dan perlambatan pertumbuhan ekonomi China.

Perlambatan pertumbuhan ekonomi China mendorong konsumen China ke platform yang lebih murah seperti Pinduoduo dan Douyin, aplikasi serupa TikTok untuk pasar China. Dampaknya, Alibaba juga harus mengalihkan fokus ke segmen produk harga terjangkau.

 

Instrumen Perdagangan yang Terpengaruh

* Penafian Risiko: Konten di atas hanya mewakili pandangan penulis. Ini tidak mewakili pandangan atau posisi DCFX dan tidak berarti bahwa DCFX setuju dengan pernyataan atau deskripsinya, juga bukan merupakan saran investasi. Untuk semua tindakan yang diambil oleh pengunjung berdasarkan informasi yang diberikan oleh DCFX, DCFX tidak menanggung segala bentuk kewajiban kecuali jika secara tegas dijanjikan secara tertulis.

Menyarankan

Pemuatan gagal