Nilai tukar Rupiah terus melemah dan sempat menembus level Rp 15.000 per Dollar AS seiring dengan tingginya tekanan imbas kenaikan suku bunga acuan The Fed. Diproyeksi depresiasi Rupiah masih akan berlanjut mengingat aksi normalisasi moneter The Fed masih berlangsung.
Tim Riset CNBC Indonesia, Putu Agus Pransuamitra menilai koreksi nilai tukar Rupiah masih sangat wajar mengingat kenaikan FFR sudah diproyeksi pasar. Selain itu dampak hawkish The Fed dalam jangka Panjang diharapkan Seperti apa dampak gejolak global terhadap arah pergerakan Rupiah? Selengkapnya simak dialog Maria Katarina dan Shafinaz Nachiar dengan Tim Riset CNBC Indonesia, Putu Agus Pransuamitra dalam Closing Bell, CNBC Indonesia (Kamis, 14/07/2022)
Dicetak ulang dari CNBC Indonesia, semua hak cipta dilindungi oleh penulis aslinya.
Dicetak ulang dari CNBC Indonesia, semua hak cipta dilindungi oleh penulis aslinya.