Pengelola Starbuck di RI Pangkas Ekspansi Toko Imbas Boikot Israel

CNBC Indonesia · 30 Apr 15.2K Dilihat

foto : https://www.cnbcindonesia.com/market/20180301173715-19-5964/vlog-bertandang-ke-kantor-pusat-btpn

Jakarta, CNBC Indonesia
- Induk perusahaan pengelola Starbucks Indonesia PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI), memangkas rencana awal mereka untuk membuka 100 toko makanan dan minuman tahun ini. Pengurangan jumlah itu merupakan imbas dari gencarnya aksi boikot.

Adapun, MAPI menggenggam 79% saham PT Map Boga Adiperkasa Tbk. (MAPB), perusahaan ritel yang mengelola Starbucks Indonesia. Sepanjang tahun 2023, MAPI mencatatkan laba bersih Rp1,89 triliun, turun 10% dari raupan setahun sebelumnya Rp2,11 triliun.

Seperti diketahui, konsumen di Indonesia yang mayoritas penduduknya Muslim, telah gencar melakukan merek-merek AS sejak dimulainya serangan Israel di Gaza pada bulan Oktober lalu. Merek-merek tersebut, termasuk Starbucks, KFC dan Pizza Hut, menjadi sasaran karena dukungan Washington terhadap Israel.

Padahal, merek-merek ternama itu telah menekankan netralitas mereka dalam konflik tersebut. Perusahaan-perusahaan yang mengoperasikan merek-merek tersebut dengan model waralaba juga menekankan bahwa bisnis makanan cepat saji adalah milik dalam negeri.

Tidak hanya di RI, waralaba Starbucks di Malaysia juga merasakan dampaknya. Berjaya Food, yang mengoperasikan Starbucks di negara tersebut, bulan lalu melaporkan kerugian bersih sebesar RM42,6 juta dalam tiga bulan terakhir tahun 2023, dibandingkan laba bersih sebesar RM35,5 juta satu tahun sebelumnya.

Taipan Malaysia Vincent Tan, yang mendirikan perusahaan induk Berjaya Food, menyebut boikot tersebut "tidak perlu dilakukan" pada bulan Maret.

Namun, kepala konsumen dan internet di Aletheia Capital Nirgunan Tiruchelvam, mengatakan gerakan boikot kemungkinan akan terus berlanjut seiring berlanjutnya agresi militer Israel terhadap Gaza. Mengutip Financial Times, konsumen pada akhirnya mungkin mulai kehilangan tenaga, namun untuk saat ini kampanye masih berjalan "berjalan lancar."

 

 

Instrumen Perdagangan yang Terpengaruh

* Penafian Risiko: Konten di atas hanya mewakili pandangan penulis. Ini tidak mewakili pandangan atau posisi DCFX dan tidak berarti bahwa DCFX setuju dengan pernyataan atau deskripsinya, juga bukan merupakan saran investasi. Untuk semua tindakan yang diambil oleh pengunjung berdasarkan informasi yang diberikan oleh DCFX, DCFX tidak menanggung segala bentuk kewajiban kecuali jika secara tegas dijanjikan secara tertulis.

Menyarankan