Bursa Asia Dibuka Kebakaran, Kecuali Nikkei yang Masih Bergairah

CNBC Indonesia · 26 Feb 26.7K Dilihat

A man is reflected on an electronic board showing a graph analyzing recent change of Nikkei stock index outside a brokerage in Tokyo, Japan, January 7, 2019. REUTERS/Kim Kyung-Hoon

Jakarta, CNBC Indonesia
- Mayoritas bursa Asia-Pasifik terpantau cenderung melemah pada perdagangan Senin (26/2/2024), di mana pada pekan ini investor akan memantau beberapa rilis data ekonomi.

Per pukul 08:30 WIB, indeks Nikkei 225 Jepang menguat 0,63% dan ASX 200 Australia naik tipis 0,04%. Sedangkan sisanya melemah. Indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,27%, Shanghai Composite China terkoreksi 0,14%, Straits Times Singapura terdepresiasi 0,54%, dan KOSPI Korea Selatan ambles 1,21%.

Investor akan fokus pada sejumlah data ekonomi yang dirilis pada pekan ini, termasuk data aktivitas manufaktur China dan data indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) Amerika Serikat (AS), yang merupakan ukuran inflasi pilihan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Di lain sisi, bursa Asia-Pasifik yang cenderung melemah terjadi di tengah bervariasinya bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street pada akhir pekan lalu.

Pada perdagangan Jumat pekan lalu, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutupmenguat 0,16% dan S&P 500 naik tipis 0,03%. Namun untuk Nasdaq Composite melemah 0,28%.

Namun sepanjang pekan lalu, ketiganya terpantau melesat. Dow Jones melesat 1,3%, sedangkan S&P 500 melonjak 1,66%, dan Nasdaq Composite melompat 1,44%.

Wall Street cenderung cerah pada pekan lalu, ditopang oleh melonjaknya saham Nvidia karena hasil kuartalan yang kuat, membuat pembuat chip tersebut sempat melampaui valuasi US$ 2 triliun.

Bahkan, kinerja Nvidia dan perusahaan teknologi besar lainnya telah menghilangkan kekhawatiran pasar akan sikap bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Sebelumnya pada Kamis dini hari waktu Indonesia, The Fed merilis risalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC). Dalam risalah tersebut, pejabat The Fed kembali mengindikasikan pada pertemuan terakhir mereka bahwa mereka tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunga dan menyatakan optimisme dan kehati-hatian terhadap inflasi.

Keputusan pemangkasan suku bunga akan diambil jika pejabat The Fed memiliki keyakinan yang besar bahwa inflasi terus melandai.

"Sebagian besar partisipan menekankan risiko jika melonggarkan stance kebijakan lebih cepat dan menekankan penting untuk menilai data-data mendatang dengan hati-hati untuk memastikan apakah inflasi memang akan berlanjut turun ke 2%," tulis FOMC, dikutip dari CNBC International.

Ringkasan rapat tersebut juga menunjukkan adanya rasa optimisme secara umum bahwa langkah kebijakan The Fed telah berhasil menurunkan laju inflasi yang pada pertengahan tahun 2022 mencapai level tertinggi dalam lebih dari 40 tahun.

Namun, para pejabat mencatat bahwa mereka ingin melihat lebih banyak hal sebelum mulai melonggarkan kebijakan, sambil mengatakan bahwa kenaikan suku bunga kemungkinan besar akan berakhir.

Sebelum pertemuan tersebut, serangkaian laporan menunjukkan bahwa inflasi meskipun masih tinggi namun sudah mengarah menuju target The Fed sebesar 2%. Meskipun notulensi tersebut menilai "kemajuan solid" yang telah dicapai, komite memandang beberapa kemajuan tersebut sebagai sesuatu yang "istimewa" dan mungkin disebabkan oleh faktor-faktor yang tidak akan bertahan lama.

Oleh karena itu, para anggota mengatakan mereka akan "menilai dengan hati-hati" data yang masuk untuk menilai ke mana arah inflasi dalam jangka panjang. Para pejabat mencatat adanya risiko positif dan negatif serta khawatir akan penurunan suku bunga yang terlalu cepat.

Sebagai catatan, data inflasi dari sisi konsumen AS sendiri naik menjadi 3,1% (year-on-year/yoy) pada Januari 2024. Angka ini di atas ekspektasi pasar yakni 2,9% meskipun mengalami pelandaian dari sebelumnya 3,4% yoy.

 

Instrumen Perdagangan yang Terpengaruh

* Penafian Risiko: Konten di atas hanya mewakili pandangan penulis. Ini tidak mewakili pandangan atau posisi DCFX dan tidak berarti bahwa DCFX setuju dengan pernyataan atau deskripsinya, juga bukan merupakan saran investasi. Untuk semua tindakan yang diambil oleh pengunjung berdasarkan informasi yang diberikan oleh DCFX, DCFX tidak menanggung segala bentuk kewajiban kecuali jika secara tegas dijanjikan secara tertulis.

Menyarankan