Harga minyak dunia turun di awal perdagangan pasar Asia pada Senin (15/4), karena pelaku pasar mengurangi premi risiko menyusul serangan Iran terhadap Israel pada akhir pekan lalu.
Mengutip Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni turun 20 sen atau 0,2 persen menjadi US$90,25 per barel. Senada, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei juga turun 33 sen atau 0,4 persen menjadi US$85,33 per barel.
Serangan Iran ke Israel adalah yang pertama kalinya terjadi dalam lebih dari tiga dekade. Serangan ini memicu kekhawatiran akan terjadi konflik regional yang lebih luas yang mempengaruhi lalu lintas minyak melalui Timur Tengah.
Namun Iran kemarin mengeluarkan pernyataan bahwa tidak akan ada lagi tindakan lanjutan, jika Israel tidak membalas. Iran juga menyebut serangan tersebut sebagai balasan atas serangan udara Israel ke Kedutaan Besarnya di Suriah pada 1 April lalu.
"Serangan (Iran) sudah diperkirakan sebelumnya. Kerusakan yang terbatas dan fakta bahwa tidak ada korban jiwa berarti mungkin respons Israel akan lebih terukur," kata Warren Patterson, kepala strategi komoditas di ING.
"Tapi yang jelas, masih banyak ketidakpastian, dan itu semua tergantung pada bagaimana Israel meresponsnya," kata Patterson lagi.
Iran saat ini memproduksi lebih dari 3 juta barel per hari (bpd) minyak mentah dan tercatat sebagai produsen terbesar keempat di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC). Apabila, Israel menargetkan untuk menyerang minyak Iran, maka kenaikan harga bisa terjadi.
"Jika harga naik secara signifikan karena berkurangnya pasokan, OPEC akan berusaha mengembalikan sebagian dari kapasitas cadangan (yang hilang) ini ke pasar," jelas Patterson.
Pada pekan lalu, harga minyak mentah naik pada Jumat (12/4) mengantisipasi serangan balasan Iran, menyentuh level tertinggi sejak Oktober.
