Elon Musk Mendadak Terbang ke China, Ada Apa?

CNBC Indonesia · 29 Apr 2.2K Dilihat

Elon Musk. (REUTERS/Guglielmo Mangiapane/File Photo)

Jakarta, CNBC Indonesia -
Elon Musk dilaporkan telah tiba di Beijing, China. Dia melakukan "kunjungan mendadak" ke pabrik terbesar kedua Tesla serta bertemu dengan pejabat senior, Minggu (28/4/2024).

Kunjungan Musk ke China ini dilakukan secara diam-diam alias tidak diumumkan secara terbuka.

Selain dari sumber anonim, kunjungan ini diketahui dari aplikasi pelacakan penerbangan China, Flight Manager yang mendeteksi jet pribadi Gulfstream dengan nomor N272BG mendarat di Bandara Ibu Kota Beijing, Minggu (28/4/2024) pukul 06.03 waktu setempat.

Adapun, kunjungan ini dilakukan lebih dari seminggu setelah ia membatalkan rencana kunjungan ke India untuk bertemu dengan Perdana Menteri Narendra Modi dengan alasan "kewajiban Tesla yang sangat berat".

Melansir dari Reuters, Musk disebut bertemu dengan pejabat senior China di Beijing untuk membahas peluncuran perangkat lunak Full-Self Driving (FSD) di Negeri Tirai Bambu.

Selain itu, CEO Tesla itu juga ingin mendapat persetujuan untuk mentransfer data yang dikumpulkan di China ke luar negeri guna melatih algoritma teknologi mengemudi otonomnya.

Sejak 2021 lalu, Tesla telah menyimpan seluruh data yang dikumpulkan oleh armada China di Shanghai, seperti yang disyaratkan oleh regulator setempat dan belum mentransfer data apapun kembali ke Amerika Serikat (AS).

Sebelumnya, Tesla telah meluncurkan FSD pada empat tahun lalu. Namun, pihaknya belum menyediakannya di China meskipun permintaannya sudah cukup tinggi. Menurut Musk, Tesla berpotensi untuk menyediakan FSD di China secepat mungkin.

Sebagai informasi, Tesla telah menjual lebih dari 1,7 juta mobil di Tiongkok sejak memasuki pasar satu dekade lalu dan pabrik di Shanghai adalah yang terbesar secara global.

Produsen mobil saingan China, seperti Xpeng telah berupaya mendapatkan keunggulan dibandingkan Tesla dengan meluncurkan perangkat lunak serupa.

Perusahaan tersebut mengatakan pada bulan ini bahwa mereka akan memberhentikan 10 persen tenaga kerja globalnya karena perusahaan tersebut bergulat dengan penurunan penjualan dan perang harga yang semakin intensif untuk kendaraan listrik yang dipimpin oleh merek China.

Wakil presiden Tesla yang bertanggung jawab atas hubungan eksternal di China, Grace Tao menulis komentar melalui akun media sosial outlet media pemerintah, People's Daily dengan alasan bahwa teknologi penggerak otonom akan menjadi mesin pertumbuhan baru bagi industri kendaraan listrik.

Dalam artikelnya, Tao mengatakan bahwa Tesla memimpin penelitian dan pengembangan kendaraan otonom dengan teknologi "jaringan saraf ujung ke ujung" dan data yang dikumpulkan dari jutaan mobil di jalan.

Menurut pakar industri, kondisi lalu lintas di China yang rumit dan lebih banyak pejalan kaki serta pengguna sepeda memberikan lebih banyak skenario untuk melatih algoritma mengemudi otonom dengan lebih cepat.

Pada pekan lalu, Musk mengatakan Tesla akan memperkenalkan model baru yang lebih murah menggunakan platform kendaraan listrik dan akan menawarkan "robotaxi" baru dengan teknologi self-driving.

Saham Tesla turun hampir sepertiga sejak awal tahun karena meningkatnya kekhawatiran terhadap lintasan pertumbuhan pembuat kendaraan listrik tersebut. Pekan lalu, Tesla melaporkan penurunan pendapatan kuartal pertamanya sejak 2020 ketika pandemi COVID-19 memperlambat produksi dan pengiriman.

 

 

[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Elon Musk Pamer, Cek Penampakan Truk Listrik Cybertruck Tesla


(hsy/hsy)
 

Instrumen Perdagangan yang Terpengaruh

* Penafian Risiko: Konten di atas hanya mewakili pandangan penulis. Ini tidak mewakili pandangan atau posisi DCFX dan tidak berarti bahwa DCFX setuju dengan pernyataan atau deskripsinya, juga bukan merupakan saran investasi. Untuk semua tindakan yang diambil oleh pengunjung berdasarkan informasi yang diberikan oleh DCFX, DCFX tidak menanggung segala bentuk kewajiban kecuali jika secara tegas dijanjikan secara tertulis.

Menyarankan