Eropa Resmi Masuk Fase Resesi

DCFX · 12 Jun 2023 66.8K Dilihat
Eropa Resmi Masuk Fase Resesi

Masyarakat Eropa kini tengah menghadapi situasi yang sulit, ini dikarenakan Eropa memasuki resesi pada kuartal pertama tahun ini. Banyak kalangan dari para ekonom yang sudah memprediksikan resesi akan terjadi di tahun ini. Selain itu, mereka menilai tidak optimis dalam beberapa bulan mendatang akibat harga energi dan bahan pangan yang semakin mahal.


Hal itu dikarenakan, tingginya biaya hidup di Eropa yang terjadi pasca invasi Rusia ke Ukraina pecah. Semenjak saat itu harga gas melambung tinggi dan menciptakan kenaikan inflasi gila-gilaan di Eropa.

Blok beranggotakan 20 negara itu melaporkan produk domestik bruto -0,1% untuk kuartal pertama, menurut perkiraan yang direvisi dari kantor statistik kawasan, Eurostat, yang dirilis Kamis.

Dalam pembacaan pertama, agensi mengatakan zona Euro tumbuh sebesar 0,1% selama tiga bulan pertama tahun ini. Pernyataan ini disesuaikan turun setelah Jerman yang memangkas angka pertumbuhannya untuk waktu periode yang sama, dan secara efektif memasuki resesi. Irlandia juga membuat revisi ke bawah pada tingkat pertumbuhannya, sekarang menunjukkan kontraksi hampir 5%.

Sebelum kinerja yang lemah selama Januari-Maret, zona Euro juga berkontraksi sebesar 0,1% pada kuartal terakhir tahun 2022. Kinerja PDB dilihat negatif selama dua kuartal berturut-turut, imbasnya menyeret kawasan yang lebih luas ke dalam resesi teknis.

“Berita bahwa PDB yang menyusut pada kuartal pertama, berarti Euro telah jatuh ke dalam resesi teknisnya. Kami meprediksikan bahwa ekonomi akan berkontraksi lebih lanjut selama sisa tahun ini,” Andrew Kenningham, kepala ekonom Eropa di Capital Economics, mengatakan dalam sebuah catatannya pada hari Kamis.

Irlandia, Belanda, Jerman serta Yunani adalah termasuk di antara ekonomi Euro yang melaporkan kontraksi ekonomi kuartal-ke-kuartal untuk kuartal pertama. Konsumsi rumah tangga turun sebanyak 0,3% pada kuartal pertama, menyoroti tekanan yang dihadapi konsumen di tengah harga yang lebih tinggi.

Claus Vistesen dari Pantheon Macroeconomics mengatakan dalam sebuah catatannya, bahwa kawasan zona Euro tidak mungkin terlihat banyak pertumbuhan dalam beberapa bulan ke depan, ketika dia mengharapkan perlambatan dalam investasi.

Lingkungan ekonomi yang lemah juga menimbulkan tantangan bagi Bank Sentral Eropa, yang telah berada di jalur hawkish selama kurang lebih 12 bulan terakhir dan baru-baru ini menetapkan suku bunga utamanya di 3,25%. Bank sentral akan bertemu minggu depan, dan pelaku pasar memperkirakan kenaikan 25 basis poin lagi.

Kinerja ekonomi yang dinilai buruk mungkin membatasi kemampuan ECB dalam menaikkan suku bunga lebih lanjut untuk upaya mengatasi inflasi. Pejabat ECB sebelumnya menyarankan bahwa lebih penting untuk menurunkan harga dibandingkan menghindari perlambatan ekonomi.

Imbal hasil obligasi zona Euro terus diperdagangkan lebih tinggi pada hari Kamis setelah pengumuman data, karena beberapa pelaku pasar mengharapkan pengetatan moneter yang lebih lanjut.


Download segera aplikasi DCFX #TheSuperApp agar tidak ketinggalan informasi menarik lainnya seputar dunia trading atau investasi lainnya, dan jangan lupa untuk selalu membagikan konten ini ke sesama trader lainnya. Semoga bermanfaat!

Instrumen Perdagangan yang Terpengaruh

* Penafian Risiko: Konten di atas hanya mewakili pandangan penulis. Ini tidak mewakili pandangan atau posisi DCFX dan tidak berarti bahwa DCFX setuju dengan pernyataan atau deskripsinya, juga bukan merupakan saran investasi. Untuk semua tindakan yang diambil oleh pengunjung berdasarkan informasi yang diberikan oleh DCFX, DCFX tidak menanggung segala bentuk kewajiban kecuali jika secara tegas dijanjikan secara tertulis.

Menyarankan