Dolar Amerika Superior di Asia, Ini Alasannya!

Ocky Satria ยท 30 Apr 20.7K Dilihat



Pasar finansial Asia diguncang pada hari Selasa dengan mayoritas mata uang di wilayah tersebut merosot, dipicu oleh antisipasi pertemuan Federal Reserve minggu ini yang meningkatkan kecenderungan terhadap dolar AS. Yen Jepang, yang mengalami pemulihan sebelumnya, turun sedikit setelah dugaan intervensi pemerintah. Namun, sebagian besar mata uang regional telah merosot sepanjang bulan April, terutama karena ekspektasi penurunan suku bunga awal oleh the Fed, yang didorong oleh pembacaan inflasi AS yang lebih tinggi dari perkiraan.

Menurut laporan dari Bloomberg, dolar AS telah menghantam 22 dari 23 mata uang Asia sepanjang tahun 2024. Di antara mata uang Asia yang paling terpukul adalah Yen Jepang, yang bahkan mencapai posisi terendahnya sejak tahun 1990. Meskipun mengalami sedikit pemulihan pada hari Senin, spekulasi mengenai intervensi Bank Sentral Jepang tetap menggelayuti pasar.

Selain Yen Jepang, Yuan Tiongkok juga terus merosot terhadap dolar AS dalam empat bulan terakhir. Hal ini memberikan tekanan tambahan pada ekspor Tiongkok, yang menghadapi tantangan akibat depresiasi mata uang Asia. 

Tidak hanya itu, mata uang Asia lainnya seperti Ringgit Malaysia, Rupiah Indonesia, dan Baht Thailand juga tertekan oleh kekuatan dolar AS. Bahkan, Rupee India bahkan mencapai level terendah sepanjang masa, mencapai 83,61 pada pertengahan April 2024, sebelum sedikit pulih setelah dugaan intervensi dari Reserve Bank of India.


Bagaimana Efeknya ke Indonesia?


Dampaknya juga terasa di Indonesia, dengan Bank Indonesia mengambil langkah-langkah drastis untuk menanggulangi tekanan tersebut. Pada minggu lalu, bank sentral Indonesia menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi rekor tertinggi 6,25 persen. Langkah ini diambil untuk mendukung nilai tukar rupiah yang terus melemah.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menegaskan bahwa ketidakpastian global yang meningkat memerlukan respons kebijakan yang antisipatif. Meskipun inflasi masih berada dalam kisaran target bank sentral, risiko terjadi kenaikan inflasi akibat pelemahan rupiah tetap menjadi perhatian. Pelemahan ini dapat meningkatkan harga pangan dan bahan bakar impor, memberikan tekanan tambahan pada inflasi.

Selain itu, arus modal keluar juga menjadi masalah serius bagi Indonesia. Investor asing telah menjual obligasi pemerintah senilai hampir $US600 juta dalam sebulan terakhir, menambah tekanan pada kondisi pasar keuangan dalam negeri.

Menjaga Stabilitas Mata Uang dan Pertumbuhan Ekonomi


Kenaikan dolar AS telah memicu perdebatan yang kompleks di seluruh Asia tentang bagaimana menjaga stabilitas mata uang regional sambil tetap mendukung pertumbuhan ekonomi. Bank sentral di seluruh wilayah ini berjuang untuk menyeimbangkan antara melindungi nilai tukar mata uang mereka dan mendorong ekspansi ekonomi.

Di tengah ketidakpastian global yang meningkat, langkah-langkah berani seperti yang diambil oleh Bank Indonesia menjadi semakin penting. Keputusan untuk menaikkan suku bunga acuan menunjukkan komitmen untuk mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas mata uang, meskipun itu juga bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek.

Namun, tidak semua mata uang Asia memiliki keberuntungan yang sama dalam menghadapi tekanan dolar AS. Sejumlah faktor, termasuk kinerja ekonomi domestik, cadangan devisa, dan kebijakan moneter, akan menjadi penentu penting dalam menentukan seberapa baik suatu negara dapat menanggapi tantangan ini.


Kesimpulan

Mata uang Asia menghadapi tekanan yang signifikan akibat kenaikan dolar AS, dengan sebagian besar mata uang regional merosot sepanjang bulan April. Bank sentral di seluruh wilayah ini merespons dengan langkah-langkah kebijakan yang beragam, mulai dari peningkatan suku bunga hingga intervensi pasar.

Di Indonesia, Bank Indonesia telah mengambil langkah tegas untuk menjaga stabilitas mata uang dan mengendalikan inflasi dengan menaikkan suku bunga acuan ke rekor tertinggi. Meskipun langkah-langkah ini penting untuk menjaga stabilitas ekonomi, tantangan yang dihadapi oleh mata uang Asia tetap besar, dan akan memerlukan kerja keras dan kerja sama antar negara untuk mengatasi merek.



Dapatkan berita terbaru setiap harinya terkait analisa market, berita trading terupdate, serta analisis teknikal yang andal. Sekarang, Anda bisa trading lebih terjangkau dengan ukuran kontrak lebih kecil serta deposit rendah dengan Akun Mikro Lot DCFX. Jadi, Segera download aplikasinya dan trading sekarang!

Instrumen Perdagangan yang Terpengaruh

* Penafian Risiko: Konten di atas hanya mewakili pandangan penulis. Ini tidak mewakili pandangan atau posisi DCFX dan tidak berarti bahwa DCFX setuju dengan pernyataan atau deskripsinya, juga bukan merupakan saran investasi. Untuk semua tindakan yang diambil oleh pengunjung berdasarkan informasi yang diberikan oleh DCFX, DCFX tidak menanggung segala bentuk kewajiban kecuali jika secara tegas dijanjikan secara tertulis.

Menyarankan