Sikap The Fed Tak Bikin Investor Gentar, Bursa Asia Dibuka Bergairah

CNBC Indonesia · 02 Feb 27.8K Dilihat



Jakarta, CNBC Indonesia
- Mayoritas bursa Asia-Pasifik dibuka menguat pada perdagangan Jumat (2/2/2024), di tengah berkurangnya aksi profit taking investor dan mereka juga mulai menerima keputusan dari bank sentral AS yang mengindikasikan belum akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat.

Per pukul 08:00 WIB, indeks Nikkei 225 Jepang menguat 0,72%, Straits Times Singapura bertambah 0,41%, ASX 200 Australia melesat 1,04%, dan KOSPI Korea Selatan melonjak 1,32%.

Dari Korea Selatan, inflasinya pada Januari 2024 turun ke bawah level 3%, menjadi yang pertama kalinya dalam enam bulan terakhir yang menunjukkan tanda-tanda bahwa tekanan inflasi mereda.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Korea Selatan, indeks harga konsumen (IHK) pada bulan lalu turun menjadi 2,8% secara tahunan (year-on-year/yoy), dari sebelumnya pada Desember 2023 mencapai 3,2%. Ini adalah pertama kalinya angka tersebut turun di bawah level 3 persen sejak Juli tahun lalu ketika harga naik 2,4%.

Sementara untuk IHK inti, yang tidak termasuk harga pangan dan energi yang berfluktuasi, naik 2,6% pada bulan lalu.

Di lain sisi, bursa Asia-Pasik yang cenderung menguat terjadi di tengah bergairahnya bursa saham AS, Wall Street kemarin, di mana investor mulai menerima keputusan dari bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) terkait kebijakan suku bunga.

Indeks Dow Jones Index (DJI) ditutup melesat 0,97%, S&P 500 melonjak 1,25%, dan Nasdaq Composite melompat 1,3%.

Saham-saham di AS berhasil rebound kemarin karena investor menantikan serentetan laporan kinerja keuangan yang tinggi dan laporan ketenagakerjaan terbaru, sehari setelah The Fed membatalkan spekulasi bahwa penurunan suku bunga dapat dimulai pada awal Maret 2024.

Seperti diketahui, The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga seperti yang diharapkan.

Pada konferensi persnya kemarin, Chairman The Fed Jerome Powell menyebut penurunan suku bunga pada bulan Maret "tidak mungkin terjadi," mengatur ulang ekspektasi pasar terhadap poros The Fed yang dovish pada kuartal pertama dan mendorong aksi jual yang tajam.

Sementara sejumlah data ekonomi menunjukkan peningkatan produktivitas membantu membatasi biaya tenaga kerja.

Peningkatan pengumuman PHK dan klaim pengangguran mingguan memberikan bukti lebih lanjut melemahnya pasar tenaga kerja, yang dipandang oleh The Fed sebagai prasyarat untuk memastikan jalur penurunan yang berkelanjutan.

Di lain sisi, beberapa saham raksasa teknologi di AS pada perdagangan kemarin ditutup bergairah, seiring masih cukup baiknya kinerja keuangan sepanjang 2023.

Saham Meta Platforms (Facebook) naik dalam perdagangan yang diperpanjang setelah melaporkan pendapatan yang lebih baik dari perkiraan dan mengumumkan dividen pertamanya.

Saham Amazon.com juga memperoleh keuntungan dalam perdagangan pasca pasar setelah rilis laporan keuangannya.

Sayangnya, saham Apple merosot dalam perdagangan yang diperpanjang setelah meraih laba, pendapatan Apple mengalahkan perkiraan analis tetapi penjualan di China meleset dari target.

Berdasarkan data dari LSEG, musim pelaporan kuartal keempat berjalan lancar, dengan 208 perusahaan di S&P 500 telah melaporkan kinerja keuangannya. Dari jumlah tersebut, 80% telah menghasilkan pendapatan yang mengalahkan konsensus.

Analis sekarang memperkirakan pertumbuhan pendapatan agregat S&P 500 sebesar 6,4% secara tahunan untuk periode Oktober-Desember, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan 4,7% yang terlihat pada 1 Januari.

 

Instrumen Perdagangan yang Terpengaruh

* Penafian Risiko: Konten di atas hanya mewakili pandangan penulis. Ini tidak mewakili pandangan atau posisi DCFX dan tidak berarti bahwa DCFX setuju dengan pernyataan atau deskripsinya, juga bukan merupakan saran investasi. Untuk semua tindakan yang diambil oleh pengunjung berdasarkan informasi yang diberikan oleh DCFX, DCFX tidak menanggung segala bentuk kewajiban kecuali jika secara tegas dijanjikan secara tertulis.

Menyarankan