Ini Alasan Konflik Israel-Iran, Bikin Pasar Minyak WTI Naik!

Ocky Satria ยท 16 Apr 8K Dilihat



Pada akhir pekan, Iran meluncurkan serangkaian serangan rudal yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel, meningkatkan ketegangan di wilayah Timur Tengah yang kaya minyak dan mengancam lonjakan harga bahan bakar jika konflik tersebut meningkat dan mengganggu rantai pasokan global.

Serangan itu dilakukan sebagai balasan atas apa yang Iran klaim sebagai serangan Israel terhadap kompleks diplomatiknya di Suriah pada 1 April. Militer Israel mengklaim telah berhasil mencegat "99%" dari lebih dari 300 proyektil yang ditembakkan oleh Iran pada Sabtu malam.

Harga minyak melonjak pada hari Jumat ke level yang tidak pernah terlihat sejak Oktober dalam antisipasi eskalasi tersebut, namun melemah pada hari Senin. Brent crude, patokan global, diperdagangkan turun 0,9%, sementara kontrak berjangka West Texas Intermediate, patokan AS, turun 0,8% pada pukul 9:25 pagi ET karena pasar menantikan respons Israel.

Konflik yang semakin dalam meningkatkan "risiko volatilitas yang lebih tinggi di pasar minyak dan (memberikan) pengingat baru akan pentingnya keamanan minyak," kata Badan Energi Internasional berbasis di Paris, yang memantau pasar minyak atas nama ekonomi utama, dalam sebuah catatan pada hari Senin.

 

Potensi Krisis di Selat Hormuz Akibat Konflik Israel-Iran


Peristiwa serangan yang dilancarkan Iran telah menimbulkan kekhawatiran akan potensi konflik yang dapat mengancam lalu lintas perdagangan di Selat Hormuz. Selat ini, sebagai jalur perairan sempit yang vital, menjadi rute bagi lebih dari seperempat perdagangan minyak maritim global setiap harinya, termasuk pengiriman minyak mentah dan produk turunannya seperti bensin.

Menurut Simone Tagliapietra, seorang peneliti senior di lembaga pemikir Bruegel, Iran memiliki kapasitas untuk menyerang kapal tanker minyak yang melintasi Selat Hormuz dengan menggunakan berbagai alat, mulai dari drone, rudal, hingga kapal selam. Skenario terburuknya adalah potensi blokade total oleh Iran terhadap Selat Hormuz, sebuah aksi yang dapat memiliki dampak besar terhadap pasokan minyak global dan harga minyak.

Richard Bronze dari perusahaan data Energy Aspects mengatakan bahwa Selat Hormuz merupakan titik hambatan paling signifikan dalam pasar minyak global. Gangguan serius di jalur ini akan berdampak luas terhadap pasokan minyak global dan mengakibatkan lonjakan harga minyak.

Meskipun Iran merupakan produsen besar dan anggota OPEC, sebagian besar ekspor minyaknya menuju Tiongkok karena sanksi internasional yang telah lama diberlakukan. Namun, pengurangan ekspor minyak Iran akan memberikan dampak besar pada pasar global, karena Tiongkok akan terpaksa mencari pasokan dari negara-negara lain.

Iran sendiri mampu mengekspor hingga 1,5 juta barel minyak mentah per hari, setara dengan 1,5% dari pasokan minyak global. Namun, gangguan atau penyumbatan lalu lintas di Selat Hormuz akan mengakibatkan perubahan besar dalam pasar. Selat ini merupakan jalur utama bagi eksportir minyak Timur Tengah, termasuk negara-negara anggota OPEC seperti Arab Saudi, Kuwait, dan Uni Emirat Arab.

Richard Bronze memperkirakan bahwa jalur untuk menghindari krisis di Selat Hormuz adalah melalui deeskalasi daripada eskalasi lebih lanjut, mengingat seruan terbuka untuk Israel agar menahan diri. Namun, kemungkinan lain adalah Amerika Serikat akan membalas dengan tindakan terhadap ekspor minyak Iran, sebagai sekutu terpenting Israel.

Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022 yang mengganggu pasar energi global, Washington telah melonggarkan penegakan sanksi terhadap minyak Iran untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga bahan bakar global. Namun, tindakan keras baru-baru ini dapat menimbulkan tekanan pada harga minyak global, terutama dalam konteks pemilihan presiden AS yang akan datang, di mana kebijakan energi dan inflasi menjadi fokus perhatian yang serius.




Pengaruh Konflik Israel-Iran Terhadap Pergerakan Pasar Minyak WTI

Meskipun terjadi serangan drone dan rudal yang dilancarkan oleh Iran, pasar minyak global tidak mengalami dampak signifikan pada hari Senin. Sebelumnya, para pedagang telah memperkirakan adanya serangan balasan oleh Iran sejak pemboman kedutaan besarnya di Damaskus pada awal April. Hal ini telah mengarah pada antisipasi terhadap pengetatan pasokan global dalam beberapa bulan mendatang.

Melansir dari CNN Business (15/4/2024), harga minyak telah mengalami kenaikan yang signifikan sejak mencapai titik terendah pada awal Februari. Brent, salah satu patokan utama harga minyak, naik lebih dari 16% dan mencapai lebih dari $90 per barel pada awal April untuk pertama kalinya sejak Oktober. Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) juga meningkat hampir 19% dan mencapai $85 per barel.

Menurut Bronze dari Energy Aspects, alasan mengapa harga minyak sedikit turun kemarin adalah karena harga sudah mengalami kenaikan minggu lalu sebagai antisipasi terhadap serangan dari Iran. Namun, faktor lain yang turut mempengaruhi kenaikan harga adalah peningkatan permintaan musiman karena banyak negara mendekati bulan-bulan musim panas yang sibuk. Selain itu, membaiknya perekonomian AS dan tanda-tanda pemulihan ekonomi Tiongkok juga memberikan dorongan pada harga.

Meskipun demikian, pembatasan ekspor yang diberlakukan oleh OPEC+ (Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia) telah membatasi pasokan minyak mentah global. Namun, menurut International Energy Agency (IEA), produksi dari produsen non-OPEC+, yang dipimpin oleh Amerika Serikat, Brasil, Guyana, dan Kanada, diperkirakan akan hampir mencukupi pertumbuhan permintaan minyak global pada tahun ini dan tahun depan.

Dengan berbagai faktor yang saling berinteraksi, pasar minyak global tetap dalam kondisi yang ketat, dengan para pelaku pasar terus memperhatikan pergerakan harga dan dinamika geopolitik yang mungkin memengaruhi pasokan dan permintaan di masa mendatang.



Dapatkan berita terbaru setiap harinya terkait analisa market, berita trading terupdate, serta analisis teknikal yang andal. DCFX #TheSuperApp dilengkapi dengan fitur lengkap dengan 70+ instrumen global. Jadi, Segera download aplikasinya dan trading sekarang!

Instrumen Perdagangan yang Terpengaruh

* Penafian Risiko: Konten di atas hanya mewakili pandangan penulis. Ini tidak mewakili pandangan atau posisi DCFX dan tidak berarti bahwa DCFX setuju dengan pernyataan atau deskripsinya, juga bukan merupakan saran investasi. Untuk semua tindakan yang diambil oleh pengunjung berdasarkan informasi yang diberikan oleh DCFX, DCFX tidak menanggung segala bentuk kewajiban kecuali jika secara tegas dijanjikan secara tertulis.

Menyarankan

Harga Minyak Keok Imbas Sentimen Perundingan Damai Israel-Hamas

CNN Indonesia - Ekonomi ยท 13 jam 4.1K Dilihat

Harga Minyak Mentah Naik Lagi, Brent Dekati US$ 90 per barel!

CNBC Indonesia ยท 3 hari 10.3K Dilihat

WTI Diprediksi Lanjutkan Kenaikan Didukung Konflik Israel-Iran

Andrew Fischer ยท 3 hari 2.7K Dilihat

Harga Minyak Menanjak Berkat Peluang Penguatan Ekonomi AS

CNN Indonesia - Ekonomi ยท 3 hari 2.1K Dilihat

Harga Minyak Terus Mendingin, Efek AS Tunda Turunkan Suku Bunga?

CNBC Indonesia ยท 4 hari 4.1K Dilihat

Harga Komoditas Kamis (25/4): Emas Naik Turun, Batu Bara & CPO Loyo Jelang Rilis Data AS

Bisnis ยท 4 hari 44.3K Dilihat

WTI Bullish Masih Didorong Tingginya Tensi Konflik Israel-Iran

Andrew Fischer ยท 4 hari 4.6K Dilihat

Nilai Tukar Dolar AS Melemah, Harga Minyak Dunia Naik

Pasar Dana ยท 5 hari 5.8K Dilihat

Pelemahan Dolar Terbangkan Harga Minyak

CNN Indonesia - Ekonomi ยท 5 hari 5.9K Dilihat