Dolar Jatuh Bangun Pasca Rilis NFP AS

Inbizia · 06 Mei 6.4K Dilihat

Dolar Jatuh Bangun Pasca Rilis NFP

US Bureau of Labor Statistics mencatat NFP (Nonfarm Payrolls) AS menurun drastis dari 315k ke 175k pada April. Angka tersebut jauh lebih rendah dari perkiraan konsensus yang mengantisipasi penurunan ke 238k saja. Data ketenagakerjaan AS lainnya juga mengecewakan.

Tingkat pengangguran (Unemployment Rate) meningkat secara tak terduga dari 3.8% menjadi 3.9% di bulan yang sama. Average Hourly Earnings atau pendapatan rata-rata perjam hanya tumbuh 0.2%—gagal memenuhi ekspektasi pasar yang mengharapkan stabilitas di 0.3%. Dalam basis tahunan, data pendapatan AS turun dari 4.1% ke 3.9%.

Para investor menganggap data ketenagakerjaan terbaru mendukung proyeksi pemangkasan suku bunga Federal Reserve sebanyak 2 kali dalam tahun ini. Ekspektasi jumlah penurunannya pun bertambah dari 42 basis poin menjadi 49 basis poin.

Akan tetapi, para analis dan ahli ekonomi menganggap angka-angka dalam data tenaga kerja AS tidak terlalu signifikan sehingga prospek Fed rate cut kemungkinan tak akan berubah. Menurut mereka, The Fed mungkin baru akan melakukan evaluasi apabila pelemahan data ketenagakerjaan AS berlanjut sampai periode-periode berikutnya.

Jason Pride dari Glenmede mengatakan:

Terlepas dari pendapat para analis, data ketenagakerjaan AS yang mengecewakan tetap memicu pelemahan Dolar. Selama perdagangan hari ini (3/Mei), Indeks Dolar AS (DXY) turun hingga ke 104.52—level terendah sejak 10 April lalu.

Beberapa saat setelah jatuh ke bawah 104.60, DXY segera naik lagi ke 105.00. Pasalnya, ada kejutan manis dalam data ISM Jasa Amerika Serikat.

Skor PMI Nonmanufaktur melemah dari 51.4 ke 49.4, dan semua subindeksnya memerah. Namun, subindeks harga (ISM Non-manufacturing Prices) meroket dari 53.4 menjadi 59.2 pada April—melampaui estimasi yang hanya mencapai 55.0.

Angka tersebut menunjukkan bahwa inflasi AS saat ini masih tinggi. Sebelumnya, Ketua The Fed Jerome Powell pernah mengatakan bahwa bank sentral AS mungkin akan menunda pemotongan suku bunga apabila inflasi belum turun ke target 2%.

Untuk selanjutnya, para pelaku pasar akan memantau data-data ekonomi lain yang dapat memberikan petunjuk lebih lanjut terkait prospek Fed rate cut. Pidato para petinggi The Fed juga berpotensi memengaruhi proyeksi suku bunga dan Dolar AS di waktu mendatang.

Menyarankan