Harga Minyak Mulai Redup Usai AS Rilis Data Tenaga Kerja Terbaru

CNBC Indonesia · 06 Mei 12K Dilihat

Pasokan Mengetat, Harga Minyak Melesat (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia -
Harga minyak mentah kompak dibuka melemah pada awal perdagangan hari ini, setelah rilisnya data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang tak sesuai ekspektasi pasar hingga meredanya konflik geopolitik.

Pada pembukaan perdagangan hari ini Senin (6/5/2024), harga minyak mentah WTI dibuka menguat terkoreksi 0,06% di posisi US$78,06 per barel, begitu juga dengan harga minyak mentah brent dibuka lebih rendah atau turun 0,08% di posisi US$82,89 per barel.

Sementara pada perdagangan Jumat (3/5/2024), harga minyak mentah WTI ditutup anjlok 1,06% di posisi US$78,11 per barel, begitu juga dengan harga minyak mentah brent turun 0,85% ke posisi US$82,96 per barel.

Harga minyak berakhir lebih rendah pada perdagangan Jumat, dan membukukan penurunan mingguan tertajam dalam tiga bulan karena investor mempertimbangkan lemahnya data pekerjaan AS dan kemungkinan waktu penurunan suku bunga The Federal Reserve (The Fed).

Investor khawatir bahwa biaya pinjaman yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama akan menghambat pertumbuhan ekonomi di AS, konsumen minyak terbesar di dunia, setelah The Fed memutuskan pekan ini untuk mempertahankan suku bunga tetap stabil.

Pertumbuhan lapangan kerja AS melambat lebih dari perkiraan pada bulan April dan kenaikan upah tahunan menurun. Perekonomian AS menambahkan lapangan kerja pada tingkat yang lebih lambat pada bulan April sebesar 175.000 pekerjaan, lebih rendah dibandingkan dengan 315.000 pada bulan Maret.

Tingkat pengangguran juga meningkat menjadi 3,9% pada bulan April, naik dari 3,8% pada bulan sebelumnya, namun ini masih merupakan bulan ke-27 berturut-turut tingkat pengangguran berada di bawah 4%. Pertumbuhan pendapatan rata-rata per jam yang penting melambat menjadi 0,2% pada bulan tersebut.

"Perekonomian sedikit melambat," ujar Tim Snyder, ekonom di Matador Economics. "Tetapi (data) memberikan jalan ke depan bagi The Fed untuk melakukan setidaknya satu kali penurunan suku bunga pada tahun ini," tambahnya.

The Fed mempertahankan suku bunga stabil pada minggu ini dan menandai tingginya angka inflasi yang dapat menunda penurunan suku bunga. Suku bunga yang lebih tinggi biasanya membebani perekonomian dan dapat mengurangi permintaan minyak.

Pasar memperhitungkan perkiraan waktu kemungkinan penurunan suku bunga setelah rilis data pekerjaan bulanan yang lebih lemah dari perkiraan.

Perusahaan-perusahaan energi AS minggu lalu memangkas jumlah rig minyak dan gas alam yang beroperasi selama dua minggu berturut-turut, ke level terendah sejak Januari 2022, menurut laporan Baker Hughes pada hari Jumat (3/5/2024).

Jumlah rig minyak dan gas, yang merupakan indikator awal produksi di masa depan, turun delapan menjadi 605 dalam minggu yang berakhir 3 Mei, penurunan mingguan terbesar sejak September 2023. Jumlah rig minyak turun tujuh menjadi 499 pada minggu ini, yang terbesar penurunan mingguan sejak November 2023.

Premi risiko geopolitik akibat perang Israel-Hamas telah memudar ketika kedua belah pihak mempertimbangkan gencatan senjata sementara dan mengadakan pembicaraan dengan mediator internasional.

Selanjutnya, pertemuan produsen minyak OPEC+ berikutnya, anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia akan ditetapkan pada 1 Juni mendatang.

Tiga sumber dari kelompok OPEC+ mengatakan mereka dapat memperpanjang pengurangan produksi minyak secara sukarela setelah bulan Juni jika permintaan minyak tidak meningkat.

Manajer keuangan memangkas posisi net long minyak mentah berjangka AS dan posisi opsi dalam pekan hingga 30 April, menurut Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC).


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

 

Instrumen Perdagangan yang Terpengaruh

* Penafian Risiko: Konten di atas hanya mewakili pandangan penulis. Ini tidak mewakili pandangan atau posisi DCFX dan tidak berarti bahwa DCFX setuju dengan pernyataan atau deskripsinya, juga bukan merupakan saran investasi. Untuk semua tindakan yang diambil oleh pengunjung berdasarkan informasi yang diberikan oleh DCFX, DCFX tidak menanggung segala bentuk kewajiban kecuali jika secara tegas dijanjikan secara tertulis.

Menyarankan