Resesi, Resesi, Resesi! Ini Kata Biden soal Resesi AS

CNBC Indonesia ยท 27 Jul 2022 1.1K Dilihat

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden buka suara soal resesi di negerinya. Ia mengaku tak melihat itu meski angka PDB yang akan dirilis akhir pekan ini mungkin menunjukkan ekonomi menyusut untuk kuartal kedua berturut-turut.

Perlu diketahui, resesi ekonomi diartikan sebagai penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan dalam waktu stagnan dan lama, mulai dari berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Secara umum, resesi terjadi ketika ekonomi tumbuh negatif dua kuartal beruntun.

"Kami tidak akan berada dalam resesi dalam pandangan saya," kata Biden kepada wartawan, dikutip AFP, Selasa (26/7/2022).

Biden sendiri mengutip angka ketenagakerjaan. Menurutnya datanya masih kuat.

Data lapangan kerja AS pada Juni tetap dengan 372.000 pekerjaan tercipta. Sedangkan tingkat pengangguran bertahan di kisaran 3,6%.

Ia mengatakan melihat "soft landing" pada ekonomi AS. Menurutnya, AS beralih dari pertumbuhan yang cepat ke pertumbuhan yang stabil.

Biden sejalan dengan para menterinya memang "meremehkan" kekhawatiran akan resesi saat ini. Meskipun saat ini inflasi di AS, menembus 9,1% dan bank sentral The Fed menaikkan suku bunga 75 bps untuk menahannya.

Sebelumnya, PDB AS turun 1,6% secara tahunan pada kuartal pertama (Q1) tahun ini. Ekonom yang disurvei Reuters memperkirakan, ekonomi AS pada Q2 yang hanya akan tumbuh 0,4%.

Sebelumnya, mengutip CNN International, beberapa konsumen di Negeri Paman Sam memang sudah sulit membayar tagihan mereka tepat waktu. Sejumlah data, merujuk hal tersebut.

Raksasa kartu kredit Discover dan Capital One misalnya. Keduanya mencatat jatuhnya pendapatan kuartalan, dipicu tunggakan yang naik.

Kedua perusahaan juga meningkatkan cadangan mereka untuk kerugian kredit di masa depan. Ini jadi langkah peringatan yang menunjukkan kekhawatiran arah ekonomi selama beberapa bulan ke depan.

Merujuk laman yang sama, sebenarnya, banyak faktor makro yang berperan. Inflasi masih merajalela menjadi salah satunya.

Fenomena sama juga terjadi di layanan telekomunikasi nirkabel (wireless). AT&T mengatakan dalam laporan pendapatannya, para pelanggannya membayar tagihan bulanan mereka lebih lambat dari biasanya.

Saingannya, Verizon juga melaporkan pendapatan yang sama dan membuat perusahaan menurunkan prospeknya untuk tahun ini. Seperti AT&T, Verizon juga melihat beberapa pelanggan mulai merasakan kesulitan membayar.

Instrumen Perdagangan yang Terpengaruh

* Penafian Risiko: Konten di atas hanya mewakili pandangan penulis. Ini tidak mewakili pandangan atau posisi DCFX dan tidak berarti bahwa DCFX setuju dengan pernyataan atau deskripsinya, juga bukan merupakan saran investasi. Untuk semua tindakan yang diambil oleh pengunjung berdasarkan informasi yang diberikan oleh DCFX, DCFX tidak menanggung segala bentuk kewajiban kecuali jika secara tegas dijanjikan secara tertulis.

Menyarankan

Pilihan Saham AS: CSCO Bearish Setelah Pengumuman Strategi AI

Paolo Liszman ยท 27 Okt 2023 8.3K Dilihat

Wall Street Menguat Dipicu Positifnya Laporan Keuangan Emiten

Pasar Dana ยท 25 Okt 2023 2.5K Dilihat

Pilihan Saham AS: Saham Verizon Anjlok di Bawah Level Tertinggi 1 Tahun

Paolo Liszman ยท 03 Okt 2023 10.5K Dilihat

Buka Lini Bisnis Baru, Amazon Bikin Saham Verizon Jatuh

DCFX ยท 07 Jun 2023 11.2K Dilihat

DCFX Picks: Metatrader Kembali hingga Penangkapan Founder ATG

DCFX ยท 10 Mar 2023 178.5K Dilihat

Dua Saham AS Layak Beli Maret 2023

DCFX ยท 09 Mar 2023 8.8K Dilihat

DCFX Picks: Persaingan Ketat Microsoft hingga Kerugian PT DOK Bertambah

DCFX ยท 27 Jan 2023 129K Dilihat

Simak! Deretan Dividen Tinggi Saham Amerika 2022

DCFX ยท 01 Nov 2022 17.4K Dilihat

Dow Futures Turun, Snap Anjlok 22% Setelah Laporan Pendapatan

Investing.com ยท 21 Okt 2022 8.1K Dilihat

5 Hal Utama di Pasar Pekan Ini - Laporan Keuangan, Rapat ECB, Arah Minyak

Investing.com ยท 18 Jul 2022 1.5K Dilihat

Verizon Communications Jual Divisi Media Senilai Rp 72,18 Triliun

liputan6 ยท 05 Mei 2022 3.2K Dilihat