Wall Street Dibuka Rebound Lagi Nih, Bakal Bertahan Lama?

CNBC Indonesia · 18 Okt 2022 8.6K Dilihat

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) kompak dibuka cerah pada perdagangan Senin (17/10/2022) awal pekan ini, setelah pada akhir pekan lalu sempat kembali melemah karena investor masih khawatir dengan masih tingginya inflasi di AS.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) dibuka melonjak 1,68% ke posisi 30.133,05. Sedangkan indeks S&P 500 melejit 2,07% ke 3.657,11, dan Nasdaq Composite terbang 2,54% menjadi 10.584,06.

Pada perdagangan akhir pekan lalu, Dow Jones ditutup ambles 1,34%, S&P 500 ambruk 2,37%, dan Nasdaq Composite anjlok 3,08%.

Sedangkan sepanjang pekan lalu, Dow Jones Industrial Average (DJIA) terpantau melesat 1,15%. Namun untuk indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite terpantau ambles. S&P 500 ambles 1,55% dan Nasdaq ambruk 3,11%.

Indeks S&P 500 baru saja keluar dari minggu negatif keempat dengan kerugian 1,6% pada minggu lalu.

Pembacaan inflasi yang lebih panas dari perkiraan memicu perubahan harga liar di pasar karena investor menyesuaikan kembali ekspektasi mereka untuk kenaikan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Pasar berekspektasi bahwa The Fed masih akan menaikkan suku bunga acuannya pada pertemuan November mendatang.

Mengacu pada FedWatch, sebanyak 97,4% para pelaku pasar memproyeksikan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bp) dan membawa tingkat suku bunga Fed ke kisaran 3,75%-4%.

Perubahan besar menyebabkan pasar menetapkan posisi terendah baru untuk tahun ini, meskipun beberapa percaya ada alasan teknis bagi pasar untuk melihat bantuan jangka pendek.

"Masa pergerakan moving average (MA) 200 minggu adalah dasar support yang serius sampai perusahaan sepenuhnya mengakui atau resesi secara resmi tiba, yang keduanya bisa memakan waktu beberapa bulan lagi dan mengarah ke reli secara teknikal dalam jangka pendek," kata Mike Wilson dari Morgan Stanley dalam sebuah catatan, dikutip dari CNBC International.

Bangkitnya Wall Street terjadi karena mata uang Inggris yakni poundsterling terpantau menguat karena lebih banyak pembalikan kebijakan dari pemerintah Inggris.

Menteri keuangan Inggris yang baru, Jeremy Hunt mengumumkan bahwa hampir semua pemotongan pajak yang direncanakan akan dibatalkan. Pound diperdagangkan 1% lebih tinggi pada US$ 1,127.

Sementara itu, musim rilis kinerja keuangan emiten di AS pada kuartal ketiga tahun ini telah dimulai. Investor sedang memantau apakah perusahaan di AS akan melakukan revisi penurunan yang signifikan terhadap pandangan mereka dalam menghadapi inflasi yang sangat tinggi dan perlambatan ekonomi.

Bank of America pada hari ini melaporkan hasil yang lebih baik dari perkiraan, mengirim saham lebih tinggi di bursa lebih tinggi di premarket.

Sedangkan Bank of New York Mellon juga membukukan hasil yang mengalahkan ekspektasi analis. JPMorgan Chase dan Wells Fargo melaporkan hasil yang solid minggu lalu. Namun, pendapatan perdagangan ekuitas Morgan Stanley mengecewakan.

Banyak nama teknologi terkenal juga akan merilis kinerja keuangannya pada kuartal III-2022 pekan ini, seperti Netflix, Tesla dan IBM.

Sedangkan saham farmasi Johnson & Johnson (J&J), saham maskapai United Airlines, AT&T, Verizon dan Procter & Gamble adalah perusahaan besar lainnya yang masuk radar investor.

Di lain sisi, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury) cenderung menurun pada perdagangan hari ini.

Dilansir dari CNBC Internationalyield Treasury berjangka pendek yakni tenor 2 tahun melandai 8,9 basis poin (bp) menjadi 4,418%.

Sedangkan untuk yield Treasury benchmark tenor 10 tahun juga cenderung menurun 7,2 bp menjadi 3,934% pada pagi hari ini waktu AS.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga turunnya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Instrumen Perdagangan yang Terpengaruh

* Penafian Risiko: Konten di atas hanya mewakili pandangan penulis. Ini tidak mewakili pandangan atau posisi DCFX dan tidak berarti bahwa DCFX setuju dengan pernyataan atau deskripsinya, juga bukan merupakan saran investasi. Untuk semua tindakan yang diambil oleh pengunjung berdasarkan informasi yang diberikan oleh DCFX, DCFX tidak menanggung segala bentuk kewajiban kecuali jika secara tegas dijanjikan secara tertulis.

Menyarankan