New York (ANTARA) - Harga minyak naik lebih dari dua dolar AS per barel pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB) di tengah tanda-tanda pasokan yang lebih ketat, dolar yang lebih lemah dan optimisme atas pemulihan permintaan di China, konsumen minyak mentah terbesar dunia.

Minyak mentah berjangka Brent ditutup melonjak 2,40 dolar AS atau 2,8 persen menjadi 85,43 dolar AS per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS terangkat 2,35 dolar AS atau 3,01 persen, menjadi menetap di 80,55 dolar AS per barel.

Dukungan mengikuti ekspektasi pasokan minyak mentah yang lebih ketat. Namun, keuntungan dibatasi keputusan OPEC+ untuk mengadakan pertemuan virtual 4 Desember yang menandakan sedikit kemungkinan perubahan kebijakan, sumber yang mengetahui langsung masalah tersebut mengatakan kepada Reuters pada Rabu (30/11/2022).

Persediaan minyak mentah AS anjlok hampir 13 juta barel, terbesar sejak 2019, dalam pekan yang berakhir 25 November, menurut Badan Informasi Energi AS (EIA).

Tetapi permintaan minyak pemanas turun untuk minggu kedua berturut-turut menjelang musim dingin, membatasi dukungan harga.

"Menjalankan semua minyak mentah itu melalui kilang, Anda akan memproses banyak distilasi ... ada alasan untuk khawatir di sini," kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho.

Demikian pula, produksi minyak AS naik 2,4 persen menjadi 12,27 juta barel per hari (bph) pada September, angka pemerintah menunjukkan pada Rabu (30/11/2022), tertinggi sejak awal pandemi COVID-19.

Badan Energi Internasional memperkirakan produksi minyak mentah Rusia akan dibatasi sekitar 2 juta barel minyak per hari pada akhir kuartal pertama tahun depan, kata ketua Fatih Birol kepada Reuters, Selasa (29/11/2022).

Rusia tidak akan memasok minyak ke negara-negara yang memberlakukan batasan harga, kata juru bicara kementerian luar negeri Rusia Maria Zakharova.

Di sisi permintaan, dukungan lebih lanjut datang dari optimisme pemulihan permintaan di China, pembeli minyak mentah terbesar di dunia.

China melaporkan lebih sedikit infeksi COVID-19 daripada Selasa (29/11/2022), sementara pasar berspekulasi bahwa protes akhir pekan dapat mendorong pelonggaran pembatasan perjalanan.

Guangzhou, kota selatan, melonggarkan aturan pencegahan COVID di beberapa distrik pada Rabu (30/11/2022).

Penurunan dolar AS juga mendukung harga minyak. Greenback yang lebih lemah membuat kontrak minyak berdenominasi dolar lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, dan meningkatkan permintaan.