Melbourne (ANTARA) - Harga minyak rebound di perdagangan Asia pada Kamis sore, setelah jatuh di sesi sebelumnya karena dolar AS yang melemah meningkatkan minat terhadap aset-aset berisiko, dan keputusan OPEC+ untuk melanjutkan pengurangan produksi membantu meredakan kekhawatiran kelebihan pasokan.

Minyak mentah berjangka Brent terangkat 53 sen atau 0,6 persen, menjadi diperdagangkan di 83,37 dolar AS per barel pada pukul 07.09 GMT. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS bertambah 56 sen atau 0,7 persen, menjadi diperdagangkan pada 76,97 dolar AS per barel.

Kedua harga acuan anjlok lebih dari 3,0 persen semalam setelah data pemerintah AS menunjukkan peningkatan besar dalam persediaan minyak mentah dan produk minyak.

Federal Reserve menaikkan suku bunga acuannya sebesar seperempat persentase poin pada Rabu (1/2/2023), namun terus menjanjikan "peningkatan berkelanjutan" dalam biaya pinjaman sebagai bagian dari pertempuran berkelanjutan melawan inflasi.

"Penegasan ulang hawkish dari The Fed itu disambut dengan meningkatnya keraguan dari pasar, yang melihat sikap dovish dari pengakuan Jerome Powell tentang kemajuan dalam 'proses disinflasi' dan bahwa dia tidak khawatir tentang pelonggaran kondisi keuangan," kata Yeap Jun Rong, Analis Pasar di IG, dalam sebuah catatan.

"Inflasi agak mereda tetapi tetap tinggi," kata bank sentral AS dalam sebuah pernyataan yang menandai pengakuan eksplisit atas kemajuan yang dibuat dalam menurunkan laju kenaikan harga dari level tertinggi 40 tahun yang dicapai tahun lalu.

Indeks dolar AS menukik ke level terendah baru sembilan bulan pada Kamis sebagai reaksi terhadap taruhan kenaikan suku bunga yang lebih lunak. Greenback yang lebih lemah membuat minyak yang dihargakan dalam dolar lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga meningkatkan permintaan.

Panel OPEC+ mendukung kebijakan produksi kelompok produsen minyak saat ini pada pertemuan Rabu (1/2/2023), mempertahankan pengurangan produksi yang disepakati tahun lalu di tengah harapan permintaan China yang lebih tinggi dan prospek pasokan Rusia yang tidak pasti.

OPEC+ setuju untuk memangkas target produksinya sebesar 2 juta barel per hari (bph), sekitar 2,0 persen dari permintaan dunia, mulai November tahun lalu hingga akhir 2023 untuk mendukung pasar.

Harga minyak juga naik dengan latar belakang larangan atas produk olahan Rusia oleh Uni Eropa mulai 5 Februari.

Negara-negara Uni Eropa akan mencari kesepakatan pada Jumat (3/2/2023) atas proposal Komisi Eropa untuk menetapkan batas harga pada produk minyak Rusia, setelah menunda keputusan pada Rabu (1/2/2023) di tengah perpecahan antara negara-negara anggota, kata para diplomat.

Komisi Eropa minggu lalu mengusulkan bahwa mulai 5 Februari Uni Eropa menerapkan batas harga 100 dolar AS per barel untuk produk minyak premium Rusia seperti solar dan batas 45 dolar AS per barel untuk produk diskon seperti bahan bakar minyak.