WTI Melonjak Efek Konflik yang Terjadi di Timur Tengah

EURUSD - Euro jatuh ke $ 1,05, bertahan mendekati level rendah yang tidak terlihat sejak November tahun lalu, setelah laporan penggajian terus menunjukkan pasar tenaga kerja yang sangat ketat di AS, meningkatkan taruhan bahwa Fed dapat memberikan kenaikan suku bunga lagi dan mempertahankan suku bunga tinggi untuk beberapa waktu lagi. Akan tetapi  nampaknya harga akan cenderung  ada sedikit pembalikan  yang membuat Euro cenderung  sedikit menguat , karena pengaruh harga berada  di titik jenuh jual sehingga  adap potensi  pembalikan dalam jangka pendek 

GBPUSD - 

Pound Inggris turun menjadi $ 1,214, penurunan mingguan kelima berturut-turut, didorong oleh persepsi kesenjangan suku bunga yang tumbuh antara AS dan Inggris. Sentimen ini berasal dari ekonomi AS yang lebih kuat dari perkiraan, yang mengarah ke ekspektasi kenaikan suku bunga lebih lanjut di AS, sementara Bank of England tampaknya mendekati akhir siklus pengetatannya. Prediksi  ke depan  untuk hari ini  harga cenderung akan mengalami  sedikit kenaikan dalam jangak waktu yang  terbatas, hal ini  di  pengaruhi  karena  harga sudah berada di titik jenuh jual sehingga tidak menutup kemungkinan  bahwa harga ada sedikit kenaikan. 

AUDUSD - Dolar Australia turun di bawah $ 0,636, memangkas kenaikan baru-baru ini karena serangan mendadak Hamas terhadap Israel selama akhir pekan meningkatkan risiko geopolitik di Timur Tengah, mendorong para pedagang untuk bergegas mencari aset yang lebih aman. Investor juga dengan hati-hati menunggu data inflasi AS minggu ini menyusul rilis data pekerjaan AS yang lebih kuat dari perkiraan minggu lalu. Namun, dewan mengatakan bahwa inflasi tetap terlalu tinggi dan bahwa beberapa pengetatan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk mengembalikan inflasi ke kisaran target 2% hingga 3% pada akhir 2025. Bank sentral juga mencatat bahwa ekonomi berkinerja lebih baik dari yang diharapkan pada paruh pertama tahun ini meskipun ada hambatan di dalam dan luar negeri.

USDJPY - Yen Jepang melemah di dekat 149 per dolar, melayang mendekati posisi terendah 11-bulan karena investor memilih keamanan greenback dan emas di tengah meningkatnya risiko geopolitik di Timur Tengah menyusul serangan mendadak Hamas terhadap Israel selama akhir pekan. Di dalam negeri, mantan diplomat mata uang utama Jepang Naoyuki Shinohara mengatakan kepada Reuters bahwa negara itu kemungkinan tidak akan berusaha membalikkan tren turun yen dengan intervensi nilai tukar karena penurunan baru-baru ini mencerminkan fundamental ekonomi.

XAUUSD - Emas melonjak 1% menjadi sekitar $ 1.850 per ons pada hari Senin, memperpanjang kenaikan dari sesi sebelumnya karena konflik Israel-Hamas diperpanjang ke hari ketiga, meningkatkan risiko geopolitik di Timur Tengah. Kelompok militan Palestina Hamas melancarkan serangan mendadak terhadap Israel pada hari Sabtu, memacu serangkaian pembalasan dari yang terakhir dan mengakibatkan korban tewas gabungan lebih dari 1.000 dari kedua belah pihak. Investor juga mewaspadai konflik yang lebih luas di tengah tuduhan keterlibatan Iran dalam serangan itu. Pada hari Jumat, logam naik 0,7% di tengah mundurnya dolar, bahkan ketika laporan pekerjaan AS yang lebih kuat dari perkiraan mengipasi kekhawatiran suku bunga. Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil dan membuat emas kurang menarik bagi investor, dan sebaliknya.

WTI - Minyak mentah berjangka WTI melonjak lebih dari 3% menjadi di atas $ 85 per barel pada hari Senin, menutup beberapa kerugian dari pekan lalu setelah serangan mendadak oleh Hamas terhadap Israel selama akhir pekan memulai konflik di Timur Tengah. Sementara kekerasan terkandung di wilayah tersebut untuk saat ini, para analis khawatir bahwa ketegangan geopolitik dapat meningkat secara global di tengah laporan bahwa Iran terlibat dalam perencanaan serangan. Sementara itu, patokan minyak AS anjlok hampir 9% minggu lalu karena tanda-tanda melemahnya permintaan melebihi pengetatan pasokan. Data EIA menunjukkan bahwa stok bensin AS naik paling tinggi sejak minggu pertama tahun 2022, dan rata-rata empat minggu untuk permintaan bensin AS mencapai titik terendah untuk sepanjang tahun ini sejak 1998. Suku bunga tinggi dan perlambatan pertumbuhan global juga mengaburkan prospek permintaan.