Penelitian Cisco: Hanya 20% Perusahaan Indonesia yang Sepenuhnya Siap Gunakan AI

Bisnis · 20 Nov 2023 8.1K Dilihat



Bisnis.com
, SOLO - Cisco merilis penelitian baru yang mengungkapkan bahwa hanya 20 persen perusahaan di Indonesia yang sepenuhnya siap gunakan teknologi artificial intelligence (AI).

Penelitian yang mensurvei lebih dari 8.000 perusahaan dunia ini dikembangkan sebagai respon terhadap percepatan pengadopsian AI.

Laporan ini menyoroti kesiapan perusahaan untuk menggunakan dan menerapkan AI, menunjukkan kesenjangan kritis di semua pilar bisnis utama dan infrastruktur yang memberikan risiko serius dalam waktu dekat.

Meskipun dinilai berkembang dengan lambat, namun kemajuan Generative AI yang tersedia untuk umum pada tahun lalu, bisa mendorong perhatian lebih besar terhadap tantangan, perubahan dan peluang baru.

Di sisi lain, sebagian perusahaan juga meyakini bahwa penerapan AI bisa menimbulkan masalah baru dalam hal privasi dan keamanan data. Di mana 78% responden mengakui bahwa tantangan terbesar adalah data terkotak-kotak di dalam organisasi mereka.

Sejalan dengan itu, penemuan dari Index ini mengungkap bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia mengambil banyak langkah proaktif untuk bersiap menghadapi masa depan yang terpusat pada AI.

Ketika berbicara tentang pengembangan strategi AI, 99% dari organisasi sudah memiliki strategi AI yang kuat atau dalam proses untuk mengembangkan strategi tersebut.

“Ketika perusahaan bergegas menerapkan solusi-solusi AI, mereka harus menilai di mana investasi dibutuhkan untuk memastikan infrastruktur mereka bisa mendukung permintaan dari beban kerja AI,” kata Liz Centoni, Executive Vice President dan General Manager, Applications and Chief Strategy Officer Cisco, dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Senin (20/11/2023).

Menurutnya, organisasi juga harus bisa mengobservasi dengan konteks bagaimana AI digunakan untuk memastikan ROI, keamanan
dan terutama tanggung jawab untuk dapat dijalankan dengan baik. 

Berdasarkan hasil temuan menyeluruh, hasilnya yakni hanya 20% perusahaan yang merupakan Pacesetters (sepenuhnya siap). Kemudian 29% perusahaan di Indonesia masuk kategori Laggards (tidak siap) dengan tingkat kesiapan hanya 1%, atau Followers (kesiapan terbatas) di 28%.

Instrumen Perdagangan yang Terpengaruh

* Penafian Risiko: Konten di atas hanya mewakili pandangan penulis. Ini tidak mewakili pandangan atau posisi DCFX dan tidak berarti bahwa DCFX setuju dengan pernyataan atau deskripsinya, juga bukan merupakan saran investasi. Untuk semua tindakan yang diambil oleh pengunjung berdasarkan informasi yang diberikan oleh DCFX, DCFX tidak menanggung segala bentuk kewajiban kecuali jika secara tegas dijanjikan secara tertulis.

Menyarankan