Starbucks Rugi $11 M, Bukan Karena Aksi Boikot?

Ocky Satria ยท 19 Des 2023 12K Dilihat



Starbucks (#SBUX), perusahaan kopi asal Seattle, menghadapi penurunan tajam dalam harga sahamnya sejak pertengahan November, turun sekitar 9 persen. Hal ini berarti terjadi penurunan kapitalisasi pasar sebesar $11 miliar. Analis ekuitas mencatat bahwa penurunan saham Starbucks tidak hanya dipengaruhi oleh satu faktor, melainkan oleh sejumlah alasan.

Menurut Siye Desta selaku analisis, penurunan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk ekspektasi Wall Street yang tidak terpenuhi terkait penjualan. Meskipun penjualan masih tumbuh, pertumbuhannya tidak sebesar yang diharapkan oleh investor. Lantas, apa yang membuat Starbucks rugi? Berikut beberapa faktor kemungkinan yang dihadapi oleh Starbucks.


A. Hubungan dengan Boikot dan Kontroversi

Beberapa kejadian terkini telah menyertai penurunan saham Starbucks, termasuk seruan boikot di media sosial. Namun, sulit untuk menentukan sejauh mana boikot ini berdampak secara finansial. Starbucks telah mendapat sorotan terkait hubungannya dengan serikat pekerja yang berupaya berserikat, terutama setelah sejumlah pekerja keluar dari pekerjaan mereka pada acara tahunan Palestina.

Meskipun ada seruan boikot terkait isu Palestina, para analis meragukan bahwa boikot ini menjadi penyebab utama penurunan saham. Analis seperti Sara Senatore dari Bank of America dan analis riset ekuitas di Wedbush berpendapat bahwa dampak boikot mungkin kecil dan tidak akan berlangsung lama.

 B. Kinerja Starbucks dan Faktor-faktor Ekonomi

Selama beberapa bulan terakhir, kinerja Starbucks mungkin tidak sesuai dengan harapan, terutama pada kuartal Oktober-Desember. Faktor-faktor seperti penawaran dan promosi spesial yang tidak sesuai ekspektasi dapat menjadi penyebabnya. Namun, Starbucks menyatakan bahwa permintaan pelanggan tetap kuat, dan mereka tidak melihat perubahan signifikan dalam sentimen pelanggan.

Ketidakpastian terkait ekonomi China juga memberikan tekanan tambahan pada Starbucks, karena China merupakan bagian integral dari bisnis perusahaan ini. Kekhawatiran terhadap perekonomian China dapat berdampak negatif pada kinerja Starbucks di pasar internasional.

C. Boikot Starbucks dan Kontroversi Terkait Israel-Hamas

Foto: Konflik Israel-Hamas (Sumber: Yahoo News)

Selain faktor ekonomi, Starbucks juga menghadapi tekanan dari serikat pekerja dan konsumen terkait kontroversi Israel-Hamas. Seruan boikot muncul setelah Starbucks Workers United, yang mewakili pekerja Starbucks yang mendukung pembentukan serikat, membuat tweet kontroversial terkait konflik Israel-Hamas. Starbucks sendiri membantah dukungan terhadap pemerintah atau tentara Israel.

Boikot ini muncul dari berbagai pihak, baik pendukung Israel maupun pendukung Palestina, dan menciptakan keributan di media sosial. Namun, dampak finansial dari boikot ini tidak sepenuhnya jelas, dan Starbucks terus berhadapan dengan tantangan terkait hubungan dengan serikat pekerja.

D. Pemogokan Kerja oleh Starbucks Workers United

Foto: Starbucks Workers United (Sumber: Antaranews)

 

Meskipun tidak jelas seberapa besar dampak seruan boikot terhadap harga saham Starbucks, serikat pekerja Starbucks Workers United memiliki pengaruh dalam mendorong perubahan di perusahaan. Meskipun hanya sebagian kecil toko Starbucks yang membentuk serikat pekerja, upaya mereka telah memicu perubahan kebijakan perusahaan, termasuk peningkatan gaji, tunjangan, dan pengalaman keseluruhan bagi para pekerja.

Tawar-menawar antara Starbucks dan serikat pekerja terus berlanjut. Meskipun ada ketidakpastian terkait dampak keseluruhan, perubahan di Starbucks terkait hak-hak pekerja menjadi fokus perhatian. Starbucks dan serikat pekerja akan melanjutkan perundingan pada Januari 2024, dan pengembangan lebih lanjut dapat diharapkan seiring berjalannya waktu.

F. Tantangan Masa Depan dan Harapan Menuju 2024

Meskipun Starbucks menghadapi sejumlah tantangan pada akhir tahun 2023, prospeknya untuk tahun 2024 masih penuh ketidakpastian. Dengan melibatkan diri dalam tawar-menawar dengan serikat pekerja dan berkomitmen untuk memperbaiki kondisi pekerja, Starbucks berusaha menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik. Tantangan besar tetap terkait dengan kondisi ekonomi global, terutama di China, yang dapat berdampak signifikan pada kinerja perusahaan.

Perlu dicatat bahwa data lalu lintas pejalan kaki dan penjualan yang dikumpulkan oleh pihak ketiga mungkin tidak sepenuhnya mencerminkan realitas bisnis Starbucks. Keterbatasan informasi membuat gambaran yang lebih jelas baru akan terlihat setelah laporan pendapatan berikutnya dirilis pada bulan Februari 2024. CEO Starbucks, Laxman Narasimhan, menyatakan bahwa permintaan pelanggan terus kuat, namun investor akan menantikan data resmi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam.


Sementara seruan boikot terus menghiasi media sosial, belum jelas seberapa besar dampak finansialnya terhadap Starbucks. Apakah konsumen akan mengubah perilaku mereka secara signifikan atau hanya sebatas reaksi sementara masih menjadi pertanyaan. Starbucks, bagaimanapun, terus berkomunikasi dengan serikat pekerja dan mencoba menyelesaikan perbedaan melalui perundingan.

Dengan menjelang tahun 2024, Starbucks dan para pemangku kepentingan akan berharap untuk melihat hasil positif dari perubahan kebijakan dan investasi yang telah mereka lakukan. Di tengah perubahan dinamika bisnis dan tuntutan konsumen yang terus berubah, Starbucks perlu tetap adaptif dan responsif untuk memastikan kelangsungan bisnis dan memenuhi harapan pelanggan.

Dalam suasana ketidakpastian dan perubahan, Starbucks berusaha mengatasi tantangan yang berasal dari berbagai faktor, termasuk penurunan saham, kontroversi terkait Israel-Hamas, dan perubahan dalam dinamika hubungan pekerja. Sejauh mana perusahaan ini dapat mengatasi tantangan ini dan mengembangkan strategi yang efektif akan menjadi sorotan dalam beberapa bulan mendatang.


Dapatkan berita terbaru setiap harinya terkait analisa market, berita trading terupdate, serta analisis teknikal yang andal. DCFX #TheSuperApp dilengkapi dengan fitur lengkap dengan 70+ instrumen global. Jadi, Segera download aplikasinya dan trading sekarang!

Instrumen Perdagangan yang Terpengaruh

* Penafian Risiko: Konten di atas hanya mewakili pandangan penulis. Ini tidak mewakili pandangan atau posisi DCFX dan tidak berarti bahwa DCFX setuju dengan pernyataan atau deskripsinya, juga bukan merupakan saran investasi. Untuk semua tindakan yang diambil oleh pengunjung berdasarkan informasi yang diberikan oleh DCFX, DCFX tidak menanggung segala bentuk kewajiban kecuali jika secara tegas dijanjikan secara tertulis.

Menyarankan