WTI Naik Pengaruh Arab dan Rusia Mengurangi Pasokan Minyak

Andrew Fischer ยท 18 Sep 2023 281.7K Dilihat



XAUUSD / GOLD


Analisa Teknikal
:

Prediksi pergerakan Gold cenderung masih mau melanjutkan penurunan meski keadaan gold sebelumnya pada hari jumat (15/09) cenderung naik, akan tetapi potensi kenaikan ini nampakanya akan berlangsung dalam jangka pendek, karena berdasarkan analisa harga kecenderungan masih dalam kondisi penurunan secara garis besar sehingga ini tidak menutup kemungkinan harga untuk ppergerakan gold cenderung akan mengalami kelanjutan penurunan. Di minggu ini akan ada berita FOMC yang dimana ini akan berdampak terhada pergerakan gold dan juga USD yang diprediksi untuk pergerakan gold nampaknya akan cenderung melemah dan USD akan cenderung menguat, hal ini disebabkan karena harga USD yang masih cenderung naik secara teknikal, belum lagi jelang pengumuman The Fed nanti yang diprediksi akan kecenderungan naik. Arah trend secara garis besar juga masih menunjukan turun secara trend serta analisa ini didukung dengan analisa candlestick dan juga analisa trendline yang mendukung perubahan arah harga.

Potensi Long- Term : Sell

Potensi Short- Term : Buy

 

Analisa Fundamental:

Penurunan mingguan pertama Dolar dalam dua bulan terakhir memberikan dukungan bagi emas pada hari Jumat, membantu mengamankan logam kuning bertahan di wilayah $1.900 dan mencetak peningkatan mingguan yang moderat. Emas berjangka yang paling aktif di Comex New York, Desember, berakhir naik 0,65% di $1.945,45 /oz. Untuk seminggu ini, emas ini naik 0,14%.

Harga emas spot juga ditutup naik 0,69% di $1.923,81 di akhir sesi Jumat. Hal ini menyebabkan emas spot, yang ditentukan oleh perdagangan real-time emas, naik 0,31% pada minggu ini.

Kemampuan emas spot untuk bertahan di support $1.900 menjadi sorotan minggu ini setelah rilis utama Indeks Harga Konsumen AS meningkat di atas ekspektasi selama dua bulan berturut-turut, menambah kekhawatiran terhadap inflasi dan potensi langkah Federal Reserve untuk kembali bertindak agresif dengan suku bunga.

Pasar global menyesuaikan dengan pandangan baru untuk kenaikan suku bunga setelah European Central Bank (ECB) pada hari Kamis Menaikan suku bunga ke rekor tertinggi 4% meskipun isyaratkan bahwa kenaikan tersebut adalah yang terakhir. Pasar cermati keputusan Fed mengenai inflasi

Para pengambil kebijakan The Fed diperkirakan tidak akan Menaikan suku bunga saat bertemu pada 20 September, tidak setelah 11 kenaikan yang menambah 5,25 poin persentase ke suku bunga dasar yang hanya sebesar 0,25% pada Februari 2022.

Tetapi apa yang dikatakan Ketua Jerome Powell dalam konferensi pers pada hari Rabu depan akan sangat diawasi untuk mencari petunjuk tentang pemikiran Fed selama sisa tahun ini, terutama hanya tersisa dua rapat kebijakan lagi pada November dan Desember. Namun, dengan kenaikan suku bunga Fed yang tampaknya mungkin tidak terjadi untuk saat ini, investor Dolar berhati-hati sementara yang lain mengambil untung dari penguatan greenback dalam delapan minggu terakhir, mengirim emas naik sebagai lindung nilai.

 Potensi suku bunga beragam kirim sinyal mixed di seluruh dunia "Harga emas menguat karena bertambahnya penghindaran aset risiko (risk aversion)," ungkap Ed Moya, analis di platform trading online OANDA.

 "Banyak pesimisme yang berkembang di seluruh Eropa dan hal ini memicu beberapa arus safe haven ke emas. Kunci untuk emas adalah โ€‹โ€‹yields obligasi global akan turun dan itu tidak akan terjadi sampai kita melewati rapat bank sentral minggu depan - sebuah peristiwa yang kemungkinan menunjukan akhir dari pengetatan sebagian besar kebijakan di sini untuk negara maju."

Harga konsumen AS naik dua bulan berturut-turut di Agustus, mencapai pertumbuhan year-on-year/yoy sebesar 3,7% dari 3,2% di bulan Juli, karena tingginya harga bensin yang menyumbang lebih dari setengah peningkatan - sebuah fenomena yang bisa memberikan tekanan baru bagi para pejuang inflasi di The Fed.

 Inflasi yang diinginkan oleh bank sentral tetap berada di level maksimal 2% per tahun dan bank sentral telah berjanji untuk mencapai level tersebut dengan menyediakan lebih banyak kenaikan suku bunga jika diperlukan.


USDJPY

Analisa Teknikal:

Prediksi pergerakan USD cenderung masih kaan mengalami kenaikan  karena secara teknikal harga juga masih menunjukan arah trend bullish atau kenaikan dan di minggu ini akan ada berita FOMC yang dimana diprediksi harga akan cenderung untuk menaikan suku bunga yang berpeluang untuk gold cenderung akan mengalami penurunan, hal ini bisa di manfaatkan oleh para investor yang lebih menyukai USD. Pengaruh untuk kenaikan USD ini berdampak kurang baik pada pemerintahaan AS, karena harga yang cenderung naik secara terus merus ini akan berdampak terhadap daya beli yang berada di AS dan tingkat pengangguran cenderung bertambah. Kedepan USD akan diprediksi akan mengalami kecenderungan mengalami penurunan dalam jangka panjang sehingga ini akan berdampak buruk terhadap ekonomi AS kedepannya. Serta yen meski adap enguatan sebelumnya nampaknya pergerakan Yen masih belum cukup signifikan terhadap pengaruh dari penguatan USD,  Pergerakan kenaikan ini didukung dengan analisa candlestick dan juga analisa  trendline.

Potensi Long- Term : Buy

Potensi Short- Term : Sell

 

Analis Fundamental:

Pair USDJPY pada perdagangan forex sesi Eropa hari Kamis 14 September 2023 bergerak koreksi setelah 2 hari berturut mendekati tertinggi 10 bulan.

Pair USDJPY yang sudah meluncur menembus posisi support kuat hariannya pada sesi Asia bergerak naik masuki area resisten di tengah koreksi Dolar.

Yen Jepang menguat dari level terendah 10 bulan karena penurunan imbal hasil Treasury jangka panjang menghilangkan beberapa dukungan untuk Dolar AS

Sebelumnya yen tertekan karena menilai kembali prospek kebijakan moneter Bank of Japan sehubungan dengan pernyataan Gubernur Kazuo Ueda baru-baru ini.

Ueda mengatakan pekan lalu bahwa bank sentral dapat mengakhiri kebijakan suku bunga negatifnya ketika target inflasi 2% tercapai secara berkelanjutan.

Namun pernyataan tersebut bersifat kondisional dan tidak berkomitmen pada normalisasi kebijakan.

Indeks Dolar yang menunjukan kekuatan Dolar AS terhadap banyak rival utamanya di pasar uang Eropa beranjak turun setelah bangkit di sesi global sebelumnya.

Agak tertahan di tengah rilis inflasi CPI Amerika yang mixed, dengan CPI yang meningkat tetapi core CPI menurun.

 

EURUSD



Analisa teknikal:

Prediksi pergerakan Euro cenderung  masih melemah dan cenderung akan malanjutkan penurunan secara garis besar, hal ini di pengaruhi dari ketegangan antara Rusia – Ukrina yang memang berdampak buruk terhadap perekonomian di Eropa sehingga timbul rendahnya kepercayaan terhadap masyarakat Eropa dan harga- harga cenderung mengalami kenaikan juga dan daya beli yang lemah. Pengaruh penguatan terhadap USD juga cenderung

Dari di minggu ini akan ada berita FOMC yang akan berpengaruh terhadap USD dan kecenderuingan akan mengalami kenaikan. Secara trend terlihat bahwa arah trend maish mendukung untuk penurunan dan di dukung dengan roadmap serta menggunakan indikator Moving average yang menandakan bahwa harga masi cenderung di bawah garis moving average yang mendukung untuk penurunan secara teknikal. Analisa ini di dukung juga dengan Analisa candlestick dan analsia trendline.  

Potensi Long- Term : Sell

Potensi Short- Term : Buy


Analisa Fundamental
:

Setelah sempat turun ke kerendahan beberapa bulan, Euro (EUR) berhasil memperoleh momentum positif terhadap Dolar AS pada jam perdagangan sesi AS hari Jumat minggu lalu. Hal ini membuat pasangan matauang EUR/USD berhasil naik ke level sekitar 1.0660 di 1.0658 pada akhir minggu lalu.

Membaiknya sentimen pasar matauang EUR/USD bersamaan dengan keluarnya angka yang kuat dari laporan ekonomi Cina yang dirilis pada awal sesi perdagangan. Laporan yang positip ini berkontribusi terhadap pemulihan aset yang beresiko yang pada gilirannya membuat pasangan mata uang EUR/USD naik.

Naiknya pasangan mata uang EUR/USD juga didukung oleh koreksi terhadap Dolar AS yang melemah setelah keluarnya data ekonomi Penjualan Ritel dan Produksi Industri Cina yang kuat pada bulan Agustus.

Indeks Dolar AS turun dari ketinggian beberapa bulan belakangan ini di sekitar 105.40 ke 104.990.

Sementara itu, Penjualan Ritel AS juga naik tajam pada bulan Agustus dengan “service stations” menerima penghasilan lebih tinggi karena naiknya harga gasoline.

Meskipun demikian, dampak dari naiknya harga minyak mentah terhadap angka inflasi Consumer Price Index (CPI) AS diperkirakan akan tetap terbatas.

Hal ini akan membuat para pembuat kebijakan di Federal Reserve AS terdorong untuk tetap mempertahankan tingkat bunga tidak berubah dalam keputusan pada minggu ini.

Biro Sensus AS pada hari Kamis melaporkan bahwa Penjualan Ritel bulanan AS berkembang dengan kecepatan sebesar 0.6% pada bulan Agustus dibandingkan dengan angka bulan Juli sebesar 0.5%. Sementara para investor mengantisipasikan kecepatan pertumbuhan melambat ke 0.2%.

Para investor bahkan memperkirakan bahwa Federal Reserve AS akan menurunkan tingkat bunga mereka pada kuartal kedua tahun 2024.

Sementara itu, dari zona Euro, setelah European Central Bank (ECB) Menaikan tingkat bunga yang dipandang dovish pada hari Kamis minggu lalu, partisipan pasar telah mulai memperhitungkan perpanjangan perhentian kenaikan tingkat bunga untuk sementara waktu. Hal ini disebabkan juga karena terus menurunnya indikator ekonomi di Jerman dan zona Euro lainnya.


GBPUSD

Analisa Teknikal:

Prediksi pergerakan  Poundsterling  cenderung masih terlihat dalam penurunan dan belum ada potensi untuk kenaikan dalam jangka panjang, sehingga penurunan ini terlihat bisa dalam kelanjutan terhadap penurunan, hal ini diprediksi di pengaruhi karena kota besar di inggris mengalami kebangkrutan yang mungkin ini bisa menjadi penurunan yang cukup signifikan secara garis besar dan kalau dilihat secara teknikal harga juga mendukung penurunan. Hasil berita dair BoE pun cenderung memang terdapat kenaikan tingkat bunga t api hanya berdampak relative kecil dan melanjutkan penurunan.

 Perlu untuk di perhatikan bahwa di minggu ini akan ada berita FOMC yang akan berpengaeruh terhadap USD yang mungkin akkan berdampak terhadap pegerakan Poundsterling kedepannya serta Berita di minggu ini terdapat berita "Inflation Rate " yang akan di rilis pada hari Rabu (20/09) dan diprediksi akan menahan suku bunga. analisa ini di dukung dengan analisa candlestick dan analisa trendline.

Potensi Long- Term : Sell

Potensi Short- Term : Buy

 

Analisa Fundamental:

GBP/USD pada jam perdagangan sesi AS hari Jumat minggu lalu jatuh ke bawah 1.2400 di 1.2382, gagal mengambil keuntungan dari melemahnya Dolar AS. Dolar AS melemah setelah keluarnya data ekonomi Penjualan Ritel dan Produksi IndAStri Cina yang kuat pada bulan Agustus. Indeks Dolar AS turun dari ketinggian beberapa bulan belakangan ini di sekitar 105.40 ke 104.990.

Penjualan Ritel AS juga naik tajam pada bulan Agustus dengan “service stations” menerima penghasilan lebih tinggi karena naiknya harga gasoline.Meskipun demikian, dampak dari naiknya harga minyak mentah terhadap angka inflasi Consumer Price Index (CPI) AS diperkirakan akan tetap terbatas. Hal ini akan membuat para pembuat kebijakan di Federal Reserve AS terdorong untuk tetap mempertahankan tingkat bunga tidak berubah dalam keputusan pada minggu ini. Biro Sensus AS pada hari Kamis melaporkan bahwa Penjualan Ritel bulanan AS berkembang dengan kecepatan sebesar 0.6% pada bulan Agustus dibandingkan dengan angka bulan Juli sebesar 0.5%. Sementara para investor mengantisipasikan kecepatan pertumbuhan melambat ke 0.2%.

Sementara itu, Poundsterling Inggris berada pada posisi di bawah pada hari Jumat minggu lalu karena turunnya ekspektasi kenaikan tingkat bunga lebih lanjut oleh Bank of England (BoE). Data yang dirilis menunjukan bahwa ekonomi Inggris menciut dengan kecepatan yang paling cepat dalam tujuh bulan di bulan Juli sebanyak 0.5%, dan membangkitkan ketakutan akan resesi.

Hal ini bersama-sama dengan tanda – tanda bahwa pasar tenaga kerja Inggris sedang mendingin, memberikan tekanan terhadap BoE untuk menghentikan siklAS kenaikan tingkat bunga sementara waktu.


AUDUSD



Analisa Teknikal
:

Prediksi pergerakan Australian Dolar masih cenderung turun, secara teknikal juga belum ada tanda tanda untuk penguatan terhadap Australian Dolar di minggu ini sehinga ini berdampak akan mengalami kelanjutan penurunan di minggu ini dan mungkin akan ada kenaikan hanya dalam jangka pendek dan akan melanjutkan ke penurunan, untuk berita di minggu ini akan ada berita  "RBA meeting" pada  Selasa ( 19/09) dan prediksi akan mengalami ketahanan terhadap suku bunga yang ada di asutralia tersebut.

Perlu untuk di waspadai tehadap berita di minggu ini karena di minggu ini ada pemberitahan tentang FOMC yang dimana USD diprediksi akan kecenderungan mengalami kenaikan suku bunga dan mungkin akan berdampak terhadap Australian Dolar.

Pergeakran jugam asih mendukung untuk penurunan terhadap Australian Dolar karena USD memang mashi cenderung menguat sampai sekarang ini. analisa ini di dukung dengan candlestick dan trendline.

Potensi Long- Term : Sell

Potensi Short- Term :  Buy



Analisa Fundamental:

Posisi Aussie Dolar dalam pair AUDUSD masih berada dalam trend bearish dan melanjutkan penurunan akan tetapi diprediksi akan mengalami pembalikan dalam jangka pendek, hal ini di sebakan karena pengaruh  penguatan AS yang akan berlangsung cukup lama sehingga investor lebih melirik USD dan lebih memilih

USD, dampak ini bisa menyebabkan tingkat Inflasi terhadap USD cenderung terAS menguat dan tingkat penggaguran akan d prediksi bertambah karena kurangnya daya beli masyarakat di Australia.

Australian Dolar ini bepeluang cenderung turun yang cukup tinggi sehingga bisa menyebabkan Resesi, di minggu berita  "RBA meeting " yang berpotensi akan melemah terhadap Australian Dolar,

sehingga ini masih bisa di manfaatkan dengan analisa teknikal dalam minggu ini Indeks AS juga cenderung masih dalam kenaikan sebelumnya dan berpotensi masih akan terus menguat.


WTI


Analisa Teknikal:

Pergerakan WTI diprediksi masih akan mengalami kenaikan yang cukup tinggi hal ini di pengaruhi karena negara Arab Saudi dan Rusia yang mengurangi pasokan minyak sehingga harga cenderung meningkat sampai sekarang, eksportir utama minyak mentah dunia, menyatakan bahwa mereka akan memperpanjang pemangkasan produksi minyak mentah mereka sampai akhir tahun 2023. Sehingga ini akan membuat Tindakan mereka telah mendorong naik harga minyak mentah WTI secara signifikan di tengah sedang naiknya harga minyak mentah belakangan ini.

kalau kita lihat pada chart arah trendnya juga mendukung terhadap kealnjutan kenaikan sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa untuk kenaikan ini akan berlangsung cukup lama . analisa ini di dukung dengan analisa candlestick dan analisa trendline,

Potensi Long- Term : Buy

Potensi Short- Term : Sell



Analisa Fundamental:

Harga minyak melonjak pada hari Kamis, dengan minyak mentah AS mencapai $90 per barel, seiring meningkatnya ekspektasi pasokan yang lebih ketat. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) naik 1,6% mencapai level tertinggi $90,04 per barel, menyentuh level tertinggi sejak November 2022. Minyak mentah berjangka Brent naik 1,7%, menjadi $93,47, mencapai level tertinggi 10 bulan.

Arab Saudi dan Rusia telah memperpanjang pengurangan produksi minyak mereka hingga akhir tahun 2023, dan tindakan tersebut dapat mengakibatkan defisit pasar yang besar hingga sisa tahun 2023, Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan pada hari Rabu. “Mulai bulan September dan seterASnya, hilangnya produksi OPEC+… akan menyebabkan kekurangan pasokan yang signifikan hingga kuartal keempat,” kata badan tersebut dalam laporan bulanannya.

Meningkatnya harga minyak mentah dapat berarti harga bensin yang lebih tinggi pada saat perekonomian sedang mencoba untuk pulih dan memecahkan masalah inflasi. Inflasi, yang diukur dengan Indeks Harga Konsumen, mencatat kenaikan bulanan terbesar tahun ini pada bulan Agustus karena harga energi memberikan banyak keuntungan, naik sebesar 5,6%, peningkatan yang mencakup kenaikan bensin sebesar 10,6%. Minyak mentah WTI naik hampir 3% minggu ini, menuju kenaikan mingguan ketiga berturut-turut. Harganya naik sekitar 13% tahun ini.

Awal pekan ini, OPEC mengeluarkan perkiraan terbaru mengenai permintaan yang kuat dan juga menunjukan defisit pasokan pada tahun 2023 jika pengurangan produksi terus berlanjut.



Disclaimer
Investasi Derivatif melibatkan risiko yang signifikan dan dapat mengakibatkan hilangnya modal yang Anda investasikan. Anda dianjurkan untuk membaca dan mempelajari dengan seksama legalitas perusahaan, produk dan aturan perdagangan sebelum memutuskan untuk memasukkan uang Anda ke dalam investasi. Bertanggung jawab dan akuntabel dalam perdagangan Anda.

PERINGATAN RISIKO PADA PERDAGANGAN
Transaksi melalui margin merupakan produk yang menggunakan mekanisme leverage, memiliki resiko yang tinggi dan tidak dapat dipungkiri cocok untuk semua investor. TIDAK ADA JAMINAN KEUNTUNGAN atas investasi Anda dan karena itu berhati-hatilah terhadap mereka yang memberikan jaminan keuntungan dalam perdagangan. Anda disarankan untuk tidak menggunakan dana tersebut jika tidak siap menderita kerugian. Sebelum memutuskan untuk trading, pastikan Anda memahami risiko yang terjadi dan juga mempertimbangkan pengalaman Anda.

Instrumen Perdagangan yang Terpengaruh

* Penafian Risiko: Konten di atas hanya mewakili pandangan penulis. Ini tidak mewakili pandangan atau posisi DCFX dan tidak berarti bahwa DCFX setuju dengan pernyataan atau deskripsinya, juga bukan merupakan saran investasi. Untuk semua tindakan yang diambil oleh pengunjung berdasarkan informasi yang diberikan oleh DCFX, DCFX tidak menanggung segala bentuk kewajiban kecuali jika secara tegas dijanjikan secara tertulis.

Menyarankan