AS Berusaha Bendung Perluasan Konflik Israel-Hamas

voaindonesia · 05 Jan 7.8K Dilihat



Deputi pemimpin HAMAS Saleh al-Arouri tewas dalam sebuah serangan drone di Beirut, Lebanon pada Selasa. Ini merupakan pembunuhan yang disasarkan oleh Israel yang sejauh ini tidak memberi konfirmasi atau membantah berita tersebut.

Di Departemen Luar Negeri Amerika pada Rabu (3/1), juru bicara Matthew Miller ditanya apakah AS merestui pembunuhan Arouri itu. Berikut jawaban Miller.

“Saya berpendapat Arouri adalah seorang teroris kejam dan tangannya berlumuran darah warga sipil, itu saja yang bisa saya katakan.”

Pakar mengatakan mereka prihatin bahwa pembunuhan ini bisa memperluas perang Israel – Hamas serta menyulitkan pembebasan sekitar 129 sandera Israel yang ditahan Hamas di Gaza.

Brian Katulis adalah wakil direktur untuk kebijakan di Middle East Institute.

“Saya rasa ini berpotensi merumitkan setiap usaha perundingan untuk membebaskan sandera dan gencatan senjata, karena Arouri adalah penghubung utama dalam pembicaraan itu. Dia tadinya tinggal di Qatar, dan saya rasa dia dianggap sebagai tokoh penting.”

Israel melancarkan serangan udara baru pada Rabu di Jalur Gaza, sementara tentara Israel mengatakan mereka dalam kondisi siaga penuh terhadap kemungkinan serangan oleh kelompok militan Lebanon Hezbollah, menyusul serangan drone itu.

Seorang pakar mengatakan kepada VOA dia yakin Israel mendengar AS dan pihak lainnya yang mendesak Israel agar memasuki sebuah tahap perang yang lebih disasarkan. Di pihak lain PM Benjamin Netanyahu juga harus mempertimbangkan politik di dalam negeri.

Mara Rudman adalah mantan deputi utusan khusus untuk Perdamaian Timur Tengah dari 2009 sampai 2011.

“Saya yakin kepemimpinan Israel mendengarkan, tetapi saya rasa ada perhitungan terpisah terkait dengan politik di Israel, dan khususnya PM yang punya kepentingan besar untuk mempertahankan kendalinya atas pemerintahan. Jajak pendapat terbaru memperlihatkan Netanyahu hanya meraih dukungan 15% dari warga Israel. Jadi dia berusaha menenangkan anggota sayap kanan koalisinya agar bisa meneruskan perannya sebagai PM,” ujarnya.

Kampanye Israel untuk menghancurkan Hamas telah menyebabkan daerah luas dari Jalur Gaza menjadi puing-puing.

Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan, ofensif Israel telah menewaskan lebih dari 22 ribu orang.

Israel melancarkan ofensifnya setelah terjadi serangan teror pada 7 Oktober oleh Hamas yang menewaskan sekitar 1200 orang. [jm/lt]

Menyarankan

Emas Turun Ditengah Meningkatnya Kerusuhan di Timur Tengah

Andrew Fischer · 08 Mei 150.6K Dilihat

Harga Emas Anjlok 2% Karena Kekhawatiran Eskalasi Konflik Timur Tengah Mereda

Bisnis · 23 Apr 255.8K Dilihat

Ini Efek Jangka Panjang Konflik Israel-Iran Terhadap Minyak Dunia

Ocky Satria · 19 Apr 13.8K Dilihat

Perang Gaza Panas, Google Bagi Duit Rp 126 M ke Israel & Palestina

CNBC Indonesia · 26 Jan 5.6K Dilihat

Hamas Adu Mulut dengan Iran soal Serangan 7 Oktober ke Israel

CNN Indonesia · 28 Des 2023 9.7K Dilihat

Lebih dari 20 Negara Berkoalisi dengan AS Lindungi Pelayaran di Laut Merah

Kompas · 22 Des 2023 9.9K Dilihat

Seberapa Kuat Houthi sampai Bikin Israel dan Barat Keteteran?

CNN Indonesia · 21 Des 2023 11.4K Dilihat

Produk Israel Laris Manis Terjual di Indonesia, Ini Daftarnya

Okezone · 19 Des 2023 8.4K Dilihat

Agresi Israel ke Gaza Makin Gila, Hamas Mulai Rekrut Milisi di Lebanon

CNN Indonesia - Ekonomi · 19 Des 2023 7.2K Dilihat