Laporan Gross Domestic Product (GDP) Inggris meningkat ke 0.2% pada Januari. Hasil ini sesuai dengan estimasi konsensus yang mengharapkan adanya perbaikan dari periode sebelumnya yang hanya sebesar -0.1%.
Berdasarkan laporan ONS (Office for National Statistics), pemulihan terkuat dalam rincian GDP berasal dari sektor jasa—pilar utama dalam perekonomian Inggris.
Selain itu, output konstruksi juga mengalami peningkatan yang mengesankan karena bertumbuh dari -0.5% ke 1.1%, melampaui perkiraan konsensus sebesar 0.0% saja. Output konstruksi Inggris secara tahunan juga melesat dari -3.2% ke 0.7%.
Rincian-rincian tersebut berhasil membuat pasar mengevaluasi kembali ekspektasi atas prospek perekonomian Inggris. Sanjay Raja dari Deutsche Bank bahkan mengatakan bahwa ekonomi Inggris menunjukkan titik balik. Menurut kepala ekonom tersebut, resesi teknikal yang melanda Inggris tahun lalu tidak akan berlangsung lama.
Ben Jones dari CBI memperkirakan momentum akan tetap lemah dalam jangka pendek, tetapi prospek ekonomi Inggris membaik tahun ini.
Ia mengatakan bahwa peluang pemangkasan suku bunga BoE (Bank of England) pada musim panas (Juni-Agustus) telah meningkat karena inflasi energi dan domestik melambat lebih cepat dari estimasi.
Pasca rilis data GDP terbaru, nilai tukar Pound sterling menguat terhadap mata uang mayor lain. Akan tetapi, penguatannya tak begitu signifikan.
Selama perdagangan hari ini, pasangan mata uang GBP/USD stabil di kisaran 1.2800 setelah sempat jatuh sampai 1.2740 setelah rilis data ketenagakerjaan kemarin. GBP/JPY bullish tipis sekitar 0.15% ke 189.10. Sementara itu, reli EUR/GBP macet di 0.8550.
Pasalnya, data GDP Inggris kali ini tak bisa mengubah prospek pemangkasan suku bunga BoE. Mayoritas trader dan investor tetap memperkirakan rate cut BoE dimulai pada Agustus, sebagian lainnya memprediksi pemotongan suku bunga pertama akan dilakukan pada Juni.
