Dampak Aksi Boikot, Starbucks dan Pizza Hut Indonesia Ganti Nama

Ocky Satria ยท 10 Jan 12.4K Dilihat

Pada beberapa bulan terakhir, gerakan boikot terhadap Starbucks telah menggema di beberapa negara sebagai respons terhadap konflik antara Israel dan Palestina. Akibatnya, raksasa franchise kedai kopi asal Amerika Serikat tersebut terpaksa melakukan perubahan dalam upaya memperbaharui citranya.

Salah satu langkah drastis yang diambil oleh Starbucks adalah melakukan rebranding pada beberapa gerainya. Contohnya, kedai Starbucks di Bandara Dublin, Irlandia, mengubah namanya menjadi Vista Coffee. 

Sumber: Postingan Dublin Airport di Twitter (X)

Meskipun rebranding tersebut dilakukan untuk memberikan wajah baru pada kedainya, netizen dengan cepat mengidentifikasi bahwa Vista Coffee sebenarnya adalah hasil rebranding dari Starbucks. Papan menu Vista Coffee yang mencantumkan "Your Starbucks Favorite" dan logo Starbucks menjadi bukti konkret atas perubahan ini.

Sumber: Postingan Netizen (@wikkybikky) di Twitter (X)

Boikot Starbucks juga tidak hanya menciptakan dampak visual pada merek tersebut, tetapi juga terasa dalam penurunan nilai dan saham perusahaan. Pada awal Desember, saham Starbucks mengalami penurunan 1,6%, menjadikannya penurunan terlama sejak didirikan pada tahun 1992. Selain itu, nilai pasar Starbucks turun hampir US$ 12 miliar. Aksi boikot ini juga disinyalir sebagai penyebab dipecatkannya sejumlah pekerja di gerai Starbucks Mesir karena penurunan penjualan yang signifikan.

Gerakan boikot terhadap Starbucks bermula setelah perusahaan menggugat serikat pekerja yang mendukung Palestina pada bulan Oktober 2023. Starbucks Workers United memposting "Solidaritas dengan Palestina!" di media sosial, tetapi postingan tersebut dihapus setelah 40 menit. CEO Starbucks, Laxman Narasimhan, kemudian merilis surat terbuka pada Desember 2023, menyerukan perdamaian dan mengakui kesalahpahaman pandangannya sebagai penyebab vandalisme terhadap tokonya.

 

Dampak Aksi Boikot di Indonesia

Dampak boikot juga terasa di Indonesia, di mana Pizza Hut Indonesia merespon dengan mengganti nama restorannya menjadi Ristorante di 21 gerai barunya. Langkah ini diambil setelah Pizza Hut masuk dalam daftar perusahaan yang diboyong dalam aksi boikot produk-produk yang terafiliasi dengan Israel. Meskipun PT Sarimelati Kencana, pemilik Pizza Hut, telah mengklarifikasi bahwa mereka tidak terafiliasi dengan Israel, isu boikot yang tidak jelas menciptakan kebingungan di kalangan masyarakat.

Foto: Ristorante (Sumber: Instagram Pizza Hut Indonesia)

Dalam konteks Indonesia, dampak boikot dan rebranding juga menyoroti pentingnya klarifikasi dan pemahaman terkait fatwa MUI yang dapat memicu aksi boikot terhadap perusahaan-perusahaan tertentu. Hal ini menegaskan bahwa perusahaan harus terus membangun komunikasi yang kuat dengan konsumennya dan memahami sensitivitas masyarakat terhadap isu-isu tertentu.

Sebagai catatan, fenomena ini juga mencerminkan kekuatan dan dampak media sosial dalam menyebarkan informasi dan menggalang dukungan masyarakat. Gerakan boikot dapat menjadi alat yang sangat efektif bagi konsumen untuk mengekspresikan keprihatinan mereka dan menuntut tanggapan dari perusahaan.

 

Kontroversi terkait dengan boikot Starbucks dan perubahan nama Pizza Hut Indonesia mencerminkan bagaimana konflik politik dapat memengaruhi citra dan bisnis perusahaan di tingkat global, dengan konsumen yang semakin peka terhadap isu-isu sosial dan politik.


Dapatkan berita terbaru setiap harinya terkait analisa market, berita trading terupdate, serta analisis teknikal yang andal. DCFX #TheSuperApp dilengkapi dengan fitur lengkap dengan 70+ instrumen global. Jadi, Segera download aplikasinya dan trading sekarang!

Menyarankan