JAKARTA - Bursa saham AS, Wall Street pekan ini akan diisi reli baru yang telah mendorong hampir setiap sudut pasar saham AS telah meninggalkan saham energi. Para investor melihat laporan pendapatan dan meningkatnya ketegangan geopolitik.
Sektor energi (.SPNY) telah merosot hampir 3% sejak akhir Oktober, periode dimana S&P 500 (.SPX) melonjak 16%. Indeks acuan naik 24% sepanjang tahun 2023, sementara energi turun 4,8%, penurunan terbesar kedua tahun lalu di antara sektor-sektor S&P 500.
Perjuangan di sektor ini terus berlanjut bahkan ketika kelompok ekonomi sensitif lainnya seperti bank dan saham-saham berkapitalisasi mendapat manfaat dari meningkatnya keyakinan investor bahwa perekonomian akan mampu menavigasi “soft landing” di mana pertumbuhan tetap stabil sementara inflasi mereda.
Salah satu alasan utama buruknya kinerja sektor ini adalah penurunan tajam harga minyak. Minyak mentah AS turun lebih dari 20% sejak akhir September, menjadi sekitar USD73 per barel atau tertekan oleh kuatnya pasokan, terutama di AS, dan kekhawatiran terhadap lemahnya permintaan di Tiongkok dan Eropa, kata para investor.
"Saat ini, harga minyak memimpin pergerakan saham. Jadi jika harga minyak bisa naik sedikit dari sini, yang akan membuat masyarakat sedikit lengah, kelompok energi ini akan mulai mengejar ketinggalan dengan sangat cepat," ujar Kepala Strategi Pasar Miller Tabak, Matthew Maley, dilansir dari Reuters, Senin (15/1/2024).
Ahli strategi di Wells Fargo Investment Institute (WFII) menaikkan peringkat sektor energi mereka menjadi “menguntungkan” dari “netral,” dengan mengatakan “harga minyak akan mencapai titik terendah seiring dengan perekonomian global dan kemudian menutup tahun ini dengan lebih tinggi.”
Potensi peningkatan ketegangan di Timur Tengah dan tindakan OPEC terhadap produksi merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga minyak dalam jangka pendek.
Harga minyak mentah AS melonjak sebanyak 4,5% pada hari Jumat sebelum naik 0,9%, setelah beberapa kapal tanker minyak mengalihkan jalur dari Laut Merah menyusul serangan udara dan laut semalam oleh Amerika Serikat dan Inggris terhadap sasaran Houthi di Yaman. Sektor energi berakhir naik 1,3% hari ini.
“Meskipun penyelesaian masalah di Laut Merah akan berdampak buruk bagi minyak, tampaknya situasinya semakin meningkat dan risiko tersebut akan mendorong harga minyak lebih tinggi,” tulis Mike O'Rourke, kepala strategi pasar di JonesTrading.