Robert Kiyosaki: Jangan Beli Saham & Obligasi, Hati-hati dengan China!

CNBC Indonesia · 21 Mar 19.2K Dilihat

Robert Kiyosaki

Jakarta, CNBC Indonesia
- Penulis buku Rich Dad Poor Dad, Robert Kiyosaki, kembali memberikan peringatan bagi para netizen untuk tidak membeli saham dan obligasi. Hal itu disebabkan karena aksi China.

"CHINA sedang dilanda MASALAH. China meminjam dana untuk membeli saham guna menggairahkan pasar saham. Merek BODOH. PUTUS ASA. Masalah utama yang terjadi adalah daya beli masyarakat di dunia ini turun. Ini bukan waktu yang tepat untuk membeli saham dan obligasi. Ini adalah waktu yang tepat untuk membeli emas, perak, dan Bitcoin sebanyak mungkin sesuai kemampuan finansial Anda," demikian pernyataan Kiyosaki dalam akun X pribadinya.

Sebelumnya, Kiyosaki pun sempat membahas investasi perak yang sering disebut olehnya sebagai aset yang memberikan penawaran harga menarik. Menurutnya, perak adalah logam yang sangat berharga.

"PERAK adalah TAWARAN terbaik? Perak bukan hanya merupakan logam yang berharga, melainkan sebuah logam yang digunakan industri dan bersifat strategis. Dengan adanya peperangan di dunia ini, permintaan akan perak meningkat. Belum lama ini, perusahaan Tesla milik Elon Musk mulai mengambil kendali di beberapa tambang perak untuk melindungi pasokan bahan logam ke mobil listrik Tesla. Harga perak masih 60% dari level tertingginya. Dan hampir seluruh orang di dunia ini mampu membeli Koin Perak. Apakah ini waktu yang tepat untuk membeli perak? Berhati-hatilah," ucapnya di jejaring sosial X kemarin.

Seperti diketahui, bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) kembali menahan suku bunga acuannya di level 5,25-5,50% untuk kelima kalinya secara beruntun. The Fed juga menegaskan bahwa mereka bakal menunggu lebih banyak data pendukung sebelum memangkas suku bunga acuan.

Sementara itu, harga emas dunia juga kembali mencetak all time high dan menembus level psikologis baru yakni US$ 2.200 pada perdagangan Rabu (20/3).

Bicara soal perak, Kementerian ESDM RI sempat mengumumkan secara blak-blakan seputar usia pertambangan mineral yang ada di Indonesia. Baik usia tambang nikel, timah, bauksit hingga emas dan perak. Adapun untuk tembaga, usianya ditaksir hanya tersisa 23 tahun saja, lalu bauksit mencapai 97 tahun dan cadangan timah tersisa 31 tahun. Sementara emas dan perak masih di atas 100 tahun.

Melansir artikel di Logammulia.com. di Indonesia, emas merupakan logam mulia yang lebih digemari ketimbang perak. Alhasil buyback perak terbilang lebih sulit daripada emas yang pada akhirnya berimbas pada likuiditas aset ini.

Namun fluktuasi harga perak dinilai lebih tinggi ketimbang emas. Jika emas mengalami peningkatan sampai dua kali lipat dari harga awal, maka kenaikan harga perak justru bisa tiga kali lipatnya.

Instrumen Perdagangan yang Terpengaruh

* Penafian Risiko: Konten di atas hanya mewakili pandangan penulis. Ini tidak mewakili pandangan atau posisi DCFX dan tidak berarti bahwa DCFX setuju dengan pernyataan atau deskripsinya, juga bukan merupakan saran investasi. Untuk semua tindakan yang diambil oleh pengunjung berdasarkan informasi yang diberikan oleh DCFX, DCFX tidak menanggung segala bentuk kewajiban kecuali jika secara tegas dijanjikan secara tertulis.

Menyarankan