Tesla PHK Karyawan di AS, 285 Orang Dirumahkan

CNN Indonesia - Ekonomi · 18 Apr 8.2K Dilihat



Tesla 
melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 285 karyawan di Buffalo, New York, Amerika Serikat (AS).

PHK ini merupakan bagian rencana perusahaan yang akan memangkas 10 persen karyawan secara global.

Dilansir dari Reuters, Kamis (18/4), langkah PHK diambil buntut penurunan penjualan dan perang harga yang semakin intensif untuk kendaraan listrik.

Sesuai dengan Undang-undang Penyesuaian Pekerja dan Pemberitahuan Pelatihan Ulang (WARN), pemberi kerja harus memberikan pemberitahuan 60 hari sebelum PHK. Dengan begitu, PHK 285 karyawan di Buffalo itu akan dimulai pada 15 Juli 2024.

Tesla memiliki total 2.032 karyawan di dua lokasi yang terkena dampak di Buffalo. Artinya, pengurangan tersebut akan mempengaruhi sekitar 14 persen pekerjanya di sana.

Pabrik di bagian utara New York dibangun untuk memproduksi atap tenaga surya. Tesla juga membuat peralatan pengisian cepat di lokasi tersebut.

Pabrik itu pun menampung staf yang memberi label data untuk teknologi bantuan pengemudi autopilot dan akan menjadi rumah bagi proyek superkomputer Dojo.

Tesla belakangan memang berencana melakukan PHK pada 10 persen pekerja secara global.

Informasi PHK beserta alasannya itu diketahui dari memo internal yang ditulis CEO Tesla Elon Musk.

"Saat kami mempersiapkan perusahaan untuk fase pertumbuhan berikutnya, sangat penting untuk mempertimbangkan setiap aspek perusahaan untuk pengurangan biaya dan peningkatan produktivitas," kata Musk dalam memo yang dikirimkan kepada seluruh karyawan, Senin (16/4).

"Sebagai bagian dari upaya ini, kami telah melakukan peninjauan menyeluruh terhadap organisasi tersebut dan membuat keputusan sulit untuk mengurangi jumlah karyawan kami lebih dari 10 persen secara global," imbuhnya.

PHK ini muncul usai Tesla membatalkan produksi mobil murah yang telah lama dijanjikan. Berdasarkan laporan eksklusif Reuters pada 5 April lalu, mobil seharga US$25 ribu yang diandalkan para investor untuk mendorong penjualan itu tak jadi dirilis.

Padahal, Musk sempat mengatakan mobil yang dikenal dengan nama Model 2 itu akan mulai diproduksi pada akhir 2025.

Tak lama setelah berita tersebut diterbitkan, Musk mengunggah tulisan "Reuters berbohong" di situs media sosialnya X, tanpa merinci ketidakakuratan apa pun.

Ia belum berkomentar mengenai mobil tersebut sejak saat itu, sehingga membuat investor dan analis berspekulasi tentang masa depan mobil murah tersebut.

Musk terakhir kali mengumumkan pemutusan hubungan kerja pada 2022 lalu, setelah mengatakan kepada para eksekutif bahwa dia memiliki "firasat yang sangat buruk" tentang perekonomian.

Namun, jumlah karyawan Tesla telah meningkat dari sekitar 100 ribu pada akhir 2021, menjadi lebih dari 140 ribu pada 2023.

[Gambas:Video CNN]

Instrumen Perdagangan yang Terpengaruh

* Penafian Risiko: Konten di atas hanya mewakili pandangan penulis. Ini tidak mewakili pandangan atau posisi DCFX dan tidak berarti bahwa DCFX setuju dengan pernyataan atau deskripsinya, juga bukan merupakan saran investasi. Untuk semua tindakan yang diambil oleh pengunjung berdasarkan informasi yang diberikan oleh DCFX, DCFX tidak menanggung segala bentuk kewajiban kecuali jika secara tegas dijanjikan secara tertulis.

Menyarankan